RMOL. Elite-elite politik dan kekuaÂsaan diminta berhenti memÂproduksi informasi bohong yang memecah belah anak bangsa. Perang terhadap hoaks harus terus digalakkan, lanÂtaran efeknya kian negatif bagi masa depan bangsa.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Provinsi DKI Jakarta Gusti Arief menyampaikan, masyarakat, khususnya kaum muda harus sadar bahwa hoaks sangat berimplikasi negatif bagi pembangunan masa depan anak muda ke depan.
Karena itu, dia meminta agar para elite politik untuk tidak memainkan hoaks serta mengajak melakukan perang terhadap bahaya hoaks.
"Jangan karena kepentinÂgan segelintir elit, masyarakat kita terus dipermainkan dengan hoaks. Hoaks itu memecah beÂlah anak-anak bangsa," tuturnya, saat menjadi pembicara Diskusi Publik dan Deklarasi Pemuda Jakarta Melawan Hoaks, Hate Speech Serta Perang Terhadap Narkoba, di Jakarta Barat.
Gusti mengatakan, sangat banyak efek buruk yang ditÂimbulkan hoaks bagi kalanÂgan muda Indonesia. Selain bisa merusak hubungan koÂmunikasi dan sosial, hoaks juga menghambat anak-anak muda melangkah dan berkarya untuk berprestasi bagi masa depannya.
Dia pun berharap agar aparat hukum tegas dalam memerangi hoaks. Menurut Gusti, sejumÂlah isu negatif dan kepentingan segelintir elit politik yang dikelola sangat berpotensi merusak hubungan masyarakat lewat hoaks.
Sementara praktisi media massa Jhon Roy P Siregar menyampaikan, dalam mengÂkonsumsi informasi dan berita, masyarakat diharapkan bisa memverifikasi terlebih dahulu informasi dengan obyektif.
Memang, lanjutnya, dengan kemajuan teknologi inforÂmasi dan akses yang sangat luas, bisa membuat anggota masyarakat terjebak dalam massifikasi informasi yang belum terverifikasi.
"Khususnya di kalangan muda yang lebih banyak mengakses dan mempergunakan alat teknologi komunikasi dan informasi, mesti beruÂpaya mencerna setiap inforÂmasi, mengkonfrontirnya, atau melakukan konfirmasi dan klarifikasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga tidak terjebak dengan hoaks," tutur Jhon.
Dijelaskannya, aparat penegak hukum juga memiliki fungsi yang tidak kecil dalam memerangi hoaks. Selain suÂdah ada sejumlah instrumen hukum, berupa peraturan dan perundang-undangan, aparatur negara harus hadir mewujudÂkan penyediaan informasi yang terbuka dan transparan bagi masyarakat.
Sedangkan Kepala Satuan Intelijen (Kasat Intel) Polres Jakarta Barat AKBP Museni menyampaikan, dalam proses penindakan tindak pidana beruÂpa hoaks dan hate speech, aparat keamanan mengedepankan pendekatan persuasif.
Peranan kaum muda pun, jelasnya, sangat penting unÂtuk memerangi pemecah bela bangsa lewat hoaks itu. "Kami di Kepolisian melakukan prosespenyelidikan, penyidiÂkan hingga P21. Setiap aparaÂtur hukum memiliki tupoksinÂya masing-masing. Yang pasti, pendekatan dan pemecah belah akibat hoaks harus kita perangi bersama," tuturnya.
Museni mengingatkan, agar masyarakat membangun keÂpercayaan sesama anggota masyarakat dan aparat hukum dalam memerangi hoaks. "Kita tidak mau bangsa kita saling mencurigai dan memecah belah. Kita tegakkan hukum dan berperang dengan berbagai kejahatan, termasuk kejahatan hoaks," pungkasnya. ***