Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
TIDAK diragukan lagi bahÂwa NU sebuah ormas yang mengusung Islam inklusif. Sejak awal berdirinya, NU komit menganggap Islam dan keindonesiaan tidak bisa dipiÂsahkan. Sampai Indonesia mencapai kemerdekaannya, NU tetap konsisten menÂgusung NKRI sebagai benÂtuk final yang harus dipertahankan. NU tidak pernah membayangkan atau mengidealisir Negara Islam, sebagaimana halnya di sejumÂlah negara Islam. Bagi NU, yang penting Islam dan ajaran-ajarannya dapat diimplementasikan di dalam negara. Disebut apa saja negara itu sesungguhnya tidak terlalu substansial. Untuk apa memilih Negara Islam jika harus menelan banyak korban sesama warga bangsa. Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah-nya dan Umar ibn Khathab dengan Piagam Aeliya-nya juga berhasil menemukan sebuah negeri ideal yang di dalamnya mengakomodir kelomÂpok-kelompok yang berbeda, termasuk berbeÂda agama dan kepercayaan.
Dalam Muktamar NU ke-33 kembali memÂperbaharui komitmennya dengan mengusung tema: Mengukuhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia. SesungguhÂnya Islam Nusantara bukan istilah baru. Jauh sebelumnya sudah sering disebut-sebut oleh para pakar. Namun Islam Nusantara mengÂgaung ketika menjadi tema pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur. Hampir seÂtiap Negara yang berpenduduk mayoritas musÂlim memiliki istilah khusus untuk mencirikan kekhususan umat Islam di negerinya. Presiden Mahatir pernah memperkenalkan Islam HadÂharah, Pak SBY sering menyebut Islam RahÂmatan lil Alamin, Mantan PM Benazir Bhutto memperkenalkan Islam inklusif, dll.
Islam Nusantara di arena Muktamar NU masih ada juga yang mempersoalkannya. Ada yang setuju dengan memberikan dukungan penuh tema itu, ada yang bernada pesimistis, dengan mengkhawatirkan berbagai kemungkiÂnan, termasuk khawatir jangan sampai Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA) dihilanÂgkan lalu digantikan Islam Nusantara, padahal para pendiri NU menggunakan istilah Islam AsÂwaja. Kebanyakan yang lain tidak mengambil pusing, yang penting para kiainya setuju pasrah saja. Di dalam media sosial juga beragam tangÂgapan tentang Islam Nusantara. Ada pengamat menganggap NU sedang melakukan sebuah terobosan besar untuk memberikan citra positif Islam di Indonesia setelah sekian lama Islam ternodai oleh sekelompok orang yang memakÂsakan kehendaknya, ingin menjadikan Islam sebagai konsep hidup di dalam bernegara dan bermasyarakat, tanpa peduli kondisi objektif wilayah keberadaan Islam.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08
Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46
UPDATE
Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10
Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46
Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33