Kamar dan Industri Indonesia (Kadin) mendorong pengusaha dalam negeri untuk ikut pada acara China International ImÂport Expo 2018. Selain untuk meningkatkan jaringan, acara ini juga akan memudahkan produk Indonesia mudah masuk ke Negeri Tirai Bambu itu.
Kemarin, Kementerian PerÂdagangan (Kemendag) China mengunjungi Kantor Kemendag Indonesia. Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan Kemendag, Kementerian Perindustrian (KeÂmenperin), dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Pameran berskala internasional itu, renÂcananya akan berlangsung 5-10 November 2018 di Shanghai dan diikuti 200 negara.
Ketua Komite Tetap Bidang Investasi Kadin Tjoe K SugiÂharto mengatakan, China meruÂpakan salah satu pasar terbesar Indonesia. Namun, proses ekÂspor ke negara tersebut sangat ketat sehingga tidak sedikit produk kesulitan masuk.
"Ini sangat bagus untuk semua pengusaha. Sebab, semua negara berbondong-bondong memasok produknya ke China. Perusahaan sekelas Kalbe Farma saja kesuÂlitan masuk karena nggak tahu jalurnya," ujar Tjoe.
Tjoe menganggap, kesempaÂtan ini baik untuk pelaku usaha dalam negeri. Jika kecenderunÂgan China melakukan ekspor, kali ini pameran yang dilakukan untuk produk impor lantaran konsumsi masyarakat di sana terus meningkat.
Dia menjelaskan, Kemendag bersama Kadin bekerja sama dengan mengambil stan 1.000 meter persegi. Karena pemiÂnatnya banyak, Kadin harus menyeleksi pengusaha, tentu dengan produk unggulannya.
Direktur Promosi dan Citra Kemendag Sulistyawati menÂjelaskan, konsep yang diusung Indonesia, adalah satu kesatuan membawa bendera Merah Putih. Panitia pameran tersebut berÂharap Indonesia berpartisipasi. Bahkan pihaknya sudah diberiÂkan paviliun country seluas 160 meter persegi.
"Makanya kami tawarkan siapa yang tertarik, setelah itu kita akan menunjuk EO (
event organizer) untuk mengelola. Targetnya belum tahu, tapi peÂserta diperkirakan bisa sampai 150," katanya.
Dia menegaskan, Indonesia akan membawa produk-produk unggulannya. Di antaranya agriculture, kelapa sawit dan turunannya, kopi, makanan miÂnuman, consumer goods, tekstil, serta pariwisata.
Untuk peserta, kata SulistyaÂwati, pelaku usaha lokal masih mendominasi, diikuti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), beberapa kementerian, dan pemerintah daerah (Pemda). Pasalnya, meski pameran ini merupakan yang pertama, naÂmun langsung di bawah koordiÂnasi Presiden China Xi Jinping.
"Ketika pelaku usaha IndoÂnesia di sana, kami sudah tahu pembelinya siapa. Itu yang menjadi misi dagang kita. Ini pameran pertama, tapi ini benar-benar fokus karena dikoordinir langsung Presiden China Xi Jinping," pungkasnya. ***