Berita

Theresa May dan MBS di London/Net

Dunia

Oposisi Inggris: Kesepakatan Dengan Saudi Jadi Aib Nasional

SABTU, 10 MARET 2018 | 13:18 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kesepakatan kontroversial yang dicapai antara Inggris dan Arab Saudi dalam kunjungan Putra Mahkota Mogammed Bin Salman (MBS) ke London pekan ini dinilai sebagai aib nasional.

Di tengah kecaman lebih lanjut mengenai hubungan Inggris dengan negara Teluk itu, pemerintah Inggris menandatangani sebuah perjanjian bantuan senilai 100 juta poundsterling dengan Riyadh.

Pemerintah menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai kemitraan jangka panjang baru untuk memperbaiki penghidupan dan mendorong pembangunan ekonomi di beberapa negara termiskin di dunia.


Namun kesepakatan tersebut disambut dengan amarah oleh anggota parlemen oposisi dan sejumlah sektor bantuan, dengan keprihatinan serius mengenai peran Arab Saudi dalam konflik Yaman.

Kate Osamor, sekretaris pengembangan bayangan bayangan, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut membuat semacam olok-olok bagi reputasi Inggris sebagai pemimpin global dalam memberikan bantuan kemanusiaan.

"Theresa May menyiratkan bahwa dia akan melobi Mohammed bin Salman untuk menghentikan pemboman warga sipil dan mengakhiri penggunaan kelaparan sebagai senjata perang," kata Osamor.
 
"Lebih dari 22 juta orang Yaman bergantung pada akses permanen untuk bantuan, pangan dan bahan bakar di Yaman. Sebagai gantinya, dia tidak memenangkan konsesi dan hanya menyerahkan sebuah piring ke Arab Saudi dalam sebuah kemitraan kemanusiaan baru dan sebuah pengesahan dari DfID (the Department for International Development), badan bantuan terbaik di dunia," tambahnya seperti dimuat The Guardian.

"Ini akan menghapuskan reputasi Arab Saudi dan perannya dalam perang, dan ini adalah aib nasional," smabungnya.

Osamor mengatakan bahwa dalam menandatangani kesepakatan dengan Arab Saudi, Inggris telah menyesuaikan diri dengan negara tersebut yang terutama bertanggung jawab atas salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Saat ini , sebanyak 8,4 juta orang di Yaman berada dalam bahaya kelaparan. Menurutnya, kemitraan, yang akan mengumpulkan keahlian pengembangan kedua negara, merupakan yang pertama dari jenisnya antara Inggris dan Saudi Fund for Development. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya