Berita

Politik

GMPG Diduga Ditunggangi Untuk Merongrong Kepemimpinan Airlangga

SABTU, 10 MARET 2018 | 09:18 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Manuver Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) belakangan ini dinilai ditunggangi oleh kelompok atau elit-elit Golkar yang merasa kepentingannya terganggu.

Mereka berjuang bukan untuk membesarkan Golkar tetapi didorong oleh kelompok yang tidak diakomodaisi dalam kepengurusan Golkar pimpinan Airlangga Hartarto atau yang tidak suka dengan figur Airlangga menjadi ketua umum Golkar. Mereka ingin terus merongrong kepemimpinan Airlangga.

"Mereka tidak murni mau membersarkan Golkar. Kami curigai ada elit-elit Golkar di belakang mereka yang merasa kepentingannya terganggu. GMPG tidak mungkin bermain sendiri," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar bidang Kajian Strategis dan Intelijen, Viktus Murin di Jakarta, Sabtu (9/3).


Diketahui, GMPG menolak penujukkan Melchias Markus Mekeng sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR menggantikan Robert Jopie Kardinal. Mereka juga aktif mengkritik kepemimpinan Airlangga sejak terpilih Desember 2017 lalu.

Dalam penujukkan Mekeng, inisiator GMPG Siradjudin Abdul Wahab mencurigai pergantian dilakukan Airlangga untuk menekan KPK. Alasannya agar KPK tidak memproses Mekeng dalam dugaan korupsi proyek KTP-el.

"Menyisakan tanya besar, apakah pergantian itu untuk memberikan tekanan politik terhadap KPK," kata Sirajuddin.

Terhadap pernyataan Sirajuddin itu, Viktus menilai ngawur dan tendensius. Alasannya tidak ada kolerasi penunjukan Airlangga tersebut terhadap Mekeng dengan apa yang dituduhkan Sirajuddin.

"Apa korelasinya antara jabatan Ketua Fraksi dengan pekerjaan KPK? Posisi Golkar terhadap eksistensi KPK sejak awal sudah jelas yakni mendukung upaya-upaya penguatan KPK. Bagaimana mungkin Fraksi Partai Golkar bertindak di luar kebijakan partai? Ini kan ngawur," ujar mantan Sekjen Presidium GMNI ini.

Menurut Viktus, pernyataan Sirajuddin itu sebagai serangan politik yang tendensius terhadap Airlangga sekaligus serangan politik terhadap Mekeng. Dengan pernyataan tersebut, GMPG tidak mengakui Airlangga sebagai ketum karena dianggap salah telah menunjukkan Mekeng. Padahal penunjukan Mekeng adalah sebuah keputusan partai.

"Sebaiknya tidak boleh memastikan sesuatu hal berdasarkan asumsi-asumsi kosong yang terbangun atas dasar lamunan. Apalagi jika hanya membawa pesan dari pihak-pihak yang kepentingannya terganggu selama ini," saran Viktus.

Dia meminta GMPG agar lebih produktif dalam mengelaborasi problematika kebangsaan dan kemasyarakatan berbasis ide-ide. GMPG juga harus berjuang berdasarkan spirit karya-kekaryaan sebagaimana yang menjadi karakter Golkar.

"GMPG bukan bagian dari struktur resmi Partai Golkar. Namun, apabila orang-orang yang berhimpun di situ masih merasa sebagai kader Golkar, seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga marwah dan martabat Golkar. Bukan menggerogoti dan merongrong kepemimpinan Airlangga," tutup Viktus. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya