Berita

Budi Susilo Soepandji/Net

Politik

Prof. Budi Soepandji: Tiga Tantangan Geopolitik Masa Kini

JUMAT, 09 MARET 2018 | 11:15 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Mantan Gubernur Lemhannas Prof. Budi Susilo Soepandji mengatakan pertahanan nasional tidak mungkin dipisahkan dari isu geopolitik.

Ada tiga tantangan geopolitik masa kini yang harus diwaspadai Indonesia. Yaitu, modernisasi sistem persenjataan Rusia, proyeksi kekuatan Cina yang semakin kuat, dan potensi bergabungnya kekuatan ekonomi Cina dan Amerika (superfusion).

Dalam menghadapi tantangan-tantangan itu, Budi menyampaikan bahwa institusi pendidikan jangan selalu mengandalkan riset dan kerja keras semata, namun juga harus mulai memperhatikan aspek legal.


"Faktor yang menentukan supremasi dalam konflik masa kini adalah poin legal dan ethical advantages. Hukum berperan sebagai titik temu kepentingan-kepentingan dalam proses geopolitik," ujar Budi dalam forum kebangsaan Universitas Indonesia (UI), di Balai Sidang UI Depok, Kamis (8/3).

Selain Budi Soepandji (isu kedaulatan pertahanan), pembicara lain dalam forum kebangsaan UI dengan tema 'Kedaulatan Bangsa" ini adalah, Prof. Iwa Garniwa (isu kedaulatan energi) dan Faisal H. Basri (isu kedaulatan ekonomi).

Aspek hukum juga menjadi salah satu poin penting dalam pemaparan. Iwa Garniwa mengatakan salah satu aspek yang ia rekomendasikan dalam mengatasi permasalahan energi nasional adalah penegakan UU energi secara konsisten.

Menurutnya, hal ini penting untuk mengatasi permasalahan-permasalahan energi nasional, yaitu ancaman pasokan energi, pengelolaan energi yang tidak mengedepankan asas berkelanjutan, dan ketergantungan pada energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas) yang masih besar. Semua permasalahan tersebut berujung pada kondisi kedaulatan energi di Indonesia yang menurutnya belum mandiri dan tidak tahan banting.

Isu paradigma kedaulatan juga menjadi pembahasan utama dalam pemaparan Faisal Basri yang berjudul "Kedaulatan Ekonomi atau Persoalan Kebijakan?". Mantan ketua Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) ini mempertanyakan paradigma kedaulatan yang seolah-olah menjadi sempit hanya sekedar kepemilikan dominan bangsa terhadap suatu aset.

Menurutnya, di Indonesia, makna kedaulatan yang sempit itu akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu dari bangsa sendiri yang menjalankan perilaku rente.

"Kedaulatan Indonesia pada akhirnya dipegang oleh perampok-perampok dari dalam negeri sendiri," tambahnya.

Di akhir pemaparannya, ia mengajak semua pihak secara akademis dan multidisipliner mendefinisikan ulang pengertian kedaulatan. Ia berharap bahwa pemahaman tentang kedaulatan yang tepat pada akhirnya akan menjadi landasan kebijakan pemerintah dalam mengelola negara. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya