Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Memprihatinkan, Baru 1 Persen Gabah Petani Diserap Bulog

KAMIS, 08 MARET 2018 | 14:12 WIB | LAPORAN:

RMOL. Komisi IV DPR menyayangkan performa Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyerap gabah atau beras langsung dari petani.

Pasalnya, serapan gabah Bulog per 6 Maret baru mencapai 98.318 ton gabah atau setara 49.159 ton beras. Padahal, Bulog ditarget menyerap gabah sebesar 4,4 juta ton gabah atau 2,2 juta ton beras dari petani.

"Kalau ini sih namanya nafsu gede tenaga kurang. Kalau serapannya baru capai satu persen saja, bagaimana bisa jadi stabilisator harga di pasaran," kata anggota Komisi IV Andi Akmal Pasluddin kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/3).


Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut yang menunjukkan kinerja Bulog saat ini tidak bisa diandalkan. Selain kewenangannya tidak kuat anggaran pun terbatas.

"Saya kira tidak bisa diandalkan Bulog ini untuk menjadi ujung tombak pencapaian beras nasional. Sebab beberapa perjalanan kami di daerah, Bulog ini pasif, gudang-gudang Bulog juga banyak yang kosong. Maunya beli sesuai HPP (harga pembelian pemerintah) sementara pedagang kita berani di atas HPP. Makanya petani kita juga tidak mau jual ke Bulog. Jadi, perlu dipertanyakan kebijakan pemerintah ini," papar Akmal.

Dia pun was-was dengan kecilnya serapan gabah yang akan membuat stok beras pemerintah terus menipis, sehingga berdampak pada harga beras saat musim puasa dan Lebaran.

"Kalau begini terus saya kira sulit bagi pemerintah untuk kendalikan harga yang mau Ramadhan ini, karena (Bulog) tidak bisa operasi pasar. Bagaimana mau operasi pasar kalau barangnya tidak ada. Ini memang jadi dilematis. Jangan-jangan ujungnya minta impor lagi," jelas Akmal.

Dia menambahkan, hasil kunjungan kerja Komisi IV selama masa reses diketahui Bulog pasif membeli gabah petani. Kalaupun ada petani yang jual ke Bulog tapi ditolak dengan berbagai dalih. Apalagi, pemerintah sudah menetapkan Bulog bisa membeli gabah hingga Rp 4400 per kilogram.

"Kalau Rp 4400 sudah bagus walau sebenarnya pedagang masih bisa beli di atas itu. Tapi kalau pemerintah serius, genjot saja pembelian gabah, kan Bulog punya dana Rp 2 triliun dari penyertaan modal negara untuk perbaikan di gudang-gudang. Kalau gudangnya dibuat tapi berasnya tidak ada bagaimana. Atau jangan-jangan perbaikan gudang cuma jadi proyek saja. Modal itu bisa dialihkan untuk beli beras," demikian Akmal.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya