Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi Diminta Pertimbangkan Kebijakan Permudah Pekerja Asing

KAMIS, 08 MARET 2018 | 11:09 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kebijakan Presiden Joko Widodo dalam mempermudah masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) ke Indonesia mendapat kritikan dari berbagai kalangan.

Labor Institute Indonesia ikut mengkritik kebijakan itu karena saat ini Indonesia dalam posisi over load labor force, walaupun labor force atau angkatan kerja kita populasi unskill dan low education masih cukup tinggi.

"Harusnya pemerintah harus membuat kebijakan untuk mengupgrade skill dan kapasitas pekerja Indonesia agar dapat bersaing di pasar kerja nasional dan internasional," kata Sekretaris Eksekutif Labor Institute Indonesia Andy William Sinaga, Kamis (8/3).


Pihaknya mencatat keberadaan TKA saat ini terutama dari Tiongkok masih merupakan momok bagi pekerja Indonesia karena pekerja asing tersebut mengakusisi jenis pekerjaan yang sebenarnya masih dapat dikerjakan oleh pekerja lokal.

Maraknya TKA dari Tiongkok yang low skill di sektor pertambangan di Sulawesi dan Maluku, infrastruktur pembagkit listrik di Jawa dan Sumatera, dan saat ini mulai memasuki industri manufaktur merupakan ancaman bagi Indonesia.

"Kami pernah menemukan TKA Tiongkok mengerjakan pekerjaan yang cukup sederhana dalam pembangunan infrastruktur pabrik semen di Lebak Banten dua tahun yang lalu," terang Andy.

Presiden Jokowi diminta dapat mempertimbangkan keputusan untuk mempermudah masuknya TKA ke Indonesia. Presiden perlu membenahi sektor pendidikan, informasi dan teknologi agar menghasilkan tenaga kerja terdidik yang mampu bersaing dalam revolusi industri 4.0 atau digitalisasi. Pendidikan vokasional atau kejuruan juga perlu ditingkatkan.

"Proses-proses perjanjian investasi atau perjanjian perdagangan internasional dengan Indonesia juga perlu memperhatikan peluang sumber daya manusia Indonesia agar mendapatkan benefit dalam perjanjian tersebut bukan justru menguntungkan pihak asing," demikian Andy. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya