Berita

Jam yang tersambung dengan jaringan listrik dan frekuensi di Eropa yang biasa dipasang di samping tempat tidur/BBC

Dunia

Perselisihan Kosovo Dan Serbia Bikin Jam Di Eropa Berdetak Lebih Lambat

KAMIS, 08 MARET 2018 | 06:57 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Perselisihan yang terjadi antara Kosovo dan Serbia membuat jam di Eropa berdetak melambat.

Hal itu bisa terjadi lantaran perselisihan Kosovo-Serbia mempengaruhi jaringan listrik di Eropa.

Entsoe, badan yang mewakili operator transmisi listrik di 25 negara Eropa, mengatakan bahwa jam yang dipasang samping tempat tidur yang terhubung dengan listrik dan frekuensi telah mengalami perlambatan dalam berdetak hingga enam menit sejak pertengahan Januari lalu.


Selain jam, pemanas sentral dan jam oven juga terpengaruh.

Negara-negara Eropa dari Spanyol bahkan mencakup Turki dan dari Polandia ke Belanda merupakan bagian dari wilayah yang luas di Eropa yang dihubungkan bersama dalam jaringan listrik yang beroperasi pada frekuensi yang disinkronkan. Frekuensi ini mengatur waktu simpan di perangkat tertentu.

Namun Inggris dan beberapa negara Nordik tidak terpengaruh.

Selama masa krisis, Kosovo tidak menghasilkan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut Entsoe, Serbia secara hukum berkewajiban untuk memenuhi permintaan Kosovo untuk menjaga stabilitas Eropa.

Tapi karena Kosovo dan Serbia sedang dalam perselisihan mengenai masalah ini, dan juga masih terlibat dalam pemisahan sepihak Kosovo dari Serbia 10 tahun yang lalu, Serbia tidak memenuhi permintaan Kosovo.

Kegagalan untuk bertindak tepat waktu dalam memenuhi pasokan membuat terjadinya "penyimpangan" frekuensi dan mempengaruhi pada jam yang terhubung dengan frekuensi tersebut.

"Penyimpangan itu berhenti kemarin (Selasa, 6/3) ketika Kosovo menghasilkan energi yang dibutuhkannya," kata juru bicara Entsoe Susanne Nies kepada BBC.

Dia menambahkan bahwa energi surplus perlu dihasilkan dan dimasukkan ke dalam sistem dari waktu ke waktu agar keseimbangan dapat diperbaiki di seluruh benua. [mel]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya