. Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum membantah semua tuduhan dan kabar yang beredar mengenai skenario di Sukamiskin.
"Awalnya saya geli dengar cerita ada tuduhan pertemuan di Sukamiskin untuk merancang fitnah kepada Pak SBY dan Mas Ibas," kata Anas lewat surat yang ditulisnya dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
"Tetapi karena menjadi berita luas, dagelan itu perlu diluruskan. Karena bisa menyesatkan," tambah Anas.
Jelas dia, tidak pernah ada pertemuan di Sukamiskin yang dihadiri oleh dirinya, Firman Wijaya, Mirwan Amir dan Saan Mustopa.
"Terpikir untuk bikin pertemuan saja tidak pernah. Tidak ada hujan kok tiba-tiba ada banjir hoax," sebut Anas.
Menurutnya, itu cerita hoax yang berasal dari surat hoax yang entah dibikin oleh siapa. Tetapi jelas disebarkan oleh siapa saja.
Tegas Anas, mudah sekali untuk membuktikan pertemuan itu fakta atau hoax. Ada CCTV, buku tamu dan banyak warga yang bisa ditanya.
"Hoax kok dipercaya dan disebarkan. Lalu kemana kampanye anti hoax dan fitnah yang belum lama dideklarasikan?" ucapnya.
Anas menambahkan, hoax juga disebarkan hampir bersamaan dengan narasi jihad untuk keadilan. Ada kontradiksi yang nyata diantara keduanya.
Citra, kekuasaan, ketenaran dan kekayaan boleh dicapai. Tapi caranya tidak mesti dengan menista orang lain dengan hoax dan tuduhan konspirasi fitnah.
"Keadilan musti diperjuangkan dengan cara-cara yang sejalan dengan makna keadilan itu sendiri," demikian Anas.
Mantan kuasa hukum Anas Urbaningrum, Firman Wijaya sebelumnya meminta Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) untuk membuktikan bahwa ada pertemuan antara dirinya dengan sejumlah pihak di Sukamiskin.
SBY sebelumnya menyatakan ada pertemuan sejumlah orang sebelum persidangan yang mengagendakan kesaksian dari Mirwan Amir. SBY menduga, pertemuan itulah yang menjadi cikal bakal kesaksian Mirwan. Dimana, Mirwan membawa-bawa nama SBY dalam kasus korupsi pengadaan KTP elektronik.
[rus]