Berita

Haedar Nashir/Net

Politik

Banggakan Diri Dan Minta Diistimewakan Bukan Karakter Muhammadiyah

SABTU, 03 FEBRUARI 2018 | 15:16 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan meskipun Muhammadiyah disebut Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian sebagai ormas yang harus diperkuat dalam kerjasama yang strategis oleh jajarannya, hal itu tidak membuat Muhammadiyah untuk menyombongkan diri dalam capaian dakwahnya.

Menurut Haedar, prinsip yang harus dipegang teguh oleh Muhammadiyah adalah keikhlasan. Cara pandang dan sikap ikhlas berjuang menjadi sendi dan modal spiritual bagi persyarikatan.

"Bagi kami orang mau mengakui Muhammadiyah atau tidak. Kami tetap jalan terus. Membanggakan diri atau minta diistimewakan, sama sekali bukan karakter Muhammadiyah," tegas Haedar dalam satu kesempatan belum lama ini.


Meskipun Muhammadiyah tidak dinomorsatukan, bukan berarti Muhammadiyah kehilangan sesuatu. Seperti dalam sehari-hari, hampir semua elit bangsa termasuk wartawan menyebut dua  ormas besar adalah Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. NU disebut lebih dulu dibanding Muhammadiyah. Padahal kalau dilihat dari awal berdirinya, Muhammadiyah lebih dulu lahir daripada NU, begitu pun dari segi abjad huruf M lebih dulu dari pada N.

Demikian halnya dengan siapa yang lebih besar antara Muhammadiyah dan NU, tergantung dari sisi mana kebesarannya dinilai? Masing-masing punya keunggulan atau kualitas berbeda.

"Tapi kita enggak mempersoalkan itu," ujar Haedar.

Yang penting Muhammadiyah terus bekerja yang terbaik untuk umat dan bangsa. Membanggakan diri atau minta diistimewakan, jelas Haedar, sama sekali bukan karakter Muhammadiyah.

Di alam demokrasi, tentu, pro dan kontra terhadap pendapat publik figur menjadi sesuatu yang lumrah. Menjadi kewajiban setiap warga untuk memandang pernyataan dan kenyataan secara  proporsional. Dengan demikian energi bangsa tidak dihabiskan untuk memperbincangkan hal-hal yang tak sejalan dengan kemaslahatan umat dan bangsa.

"Saya husnuzhan saja. Mungkin maksudnya memberi apresiasi yang lebih tinggi saja," jelas Haedar.

Karena itulah, Muhammadiyah pun tak mau larut dalam polemik pidato Kapolri. Meskipun demikian, Kapolri sebaiknya memberikan klarifikasi dengan mengundang semua ormas Islam untuk menghindari kesan negatif.

Yang dimaksud Kapolri, menurut Haedar, tentu bukan untuk memecah belah, hanya memberi apresiasi tinggi kepada Muhammadiyah dan NU, tapi disertai pengecualiaan sehingga terkesan kurang seksama.

Muhammadiyah selama ini berupaya menggandeng tangan seluruh kekuatan bangsa. Walaupun, dipandang banyak pihak memiliki peran besar dalam memperkuat persatuan bangsa, Muhammadiyah tetap harus mawas diri. Amal usaha nyata di lapangan pendidikan dan kesehatan tak berarti harus merasa puas. Masih banyak problem bangsa ini yang membutuhkan keterlibatan Muhammadiyah.

Berbagai inovasi pemberdayaan masyarakat dan misi-misi kemanusiaan yang dijalankan oleh Muhammadiyah, seringkali jauh dari hingar bingar pemberitaan.

"Karena bukan itu yang menjadi tujuan Muhammadiyah. Prinsip fastabiqul khoiroot atau berlomba-lombalah dalam memperbanyak kebajikan, menjadi pegangan kokoh Muhammadiyah," demikian Haedar. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya