Berita

Foto/Net

Bisnis

Harga Gabah Mulai Turun

SELASA, 30 JANUARI 2018 | 12:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Memasuki masa panen, harga gabah mulai mengalami penu­runan, meskipun nilainya belum signifikan.

"Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, baik harga gabah maupun harga beras su­dah mulai turun, tapi belum signifikan. Baru turun di kisaran Rp 300 per kilogram (kg). Tapi, untuk di tingkat penggilingan, harga masih tinggi," ungkap Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Pepadi) Sutarto Alimoeso kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sutanto menilai, penurunan harga gabah lebih banyak disebabkan pengaruh distribusi bantuan sosial non tunai. Karena, saat ini panen belum merata.


Dia memprediksi harga gabah dan beras baru akan mengalami penurunan signifikan pada bu­lan Februari dan Maret seiring masuk masa panen raya.

Sutarto menyarankan pemerintah menaikkan Harga Pem­belian Pemerintah (HPP) gabah untuk mencegah petani menga­lami kerugian.

"Saat ini HPP untuk gabah Rp 3.700 padahal harga di pasar saat ini sudah hampir Rp 6.000. Idealnya di kisaran Rp 4.500 dengan begitu petani akan semangat dan harga beras diprediksi juga tidak akan terlalu tinggi," sambungnya.

Dia menuturkan HPP baru penting segera ditetapkan. Karena HPP menjadi pedo­man Perum Bulog untuk mem­beli beras dari petani. "Kalau harganya tidak masuk, Bulog tidak akan bisa banyak menyerap beras petani," ujarnya.

Saat ditanya soal stok beras, Sutarto memastikan keterse­diaannya masih aman hingga satu bulan ke depan. Sehingga, masyarakat tidak perlu kha­watir.

Penurunan harga gabah dan beras juga disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, baru-baru ini. Amran mengaku dapat kabar lang­sung dari Pasar Induk Cipinang, bahwa harga beras sudah turun Rp 300 per kg. Dan, gabah turun Rp 800 per kg.

Terkait penurunan harga be­ras, Amran mengaku telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk segera melakukan penterapan beras hasil panen raya yang berlangsung mulai dari Februari sampai Mei 2018.

Seperti diketahui, harga be­ras sejak akhir tahun mengala­mi kenaikan melampaui harga eceran tertinggi. Kenaikan harga tersebut disinyalir karena minimnya stok. Hal tersebutlah yang menyebabkan Kemente­rian Perdagangan (Kemendag) terpaksa mengimpor 500 ribu ton beras. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya