Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

CTI-CFF: Status Terumbu Karang Indonesia Cenderung Positif

SELASA, 30 JANUARI 2018 | 08:15 WIB | LAPORAN:

Upaya yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah Indonesia sejak beberapa dekade lalu, telah menuai hasil dan memiliki tren positif.

Data hasil monitoring yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Program Coremap-CTI menunjukkan bahwa kondisi dan status terumbu karang Indonesia memiliki kecenderungan positif atau meningkat lebih baik.

Demikian pemaparan peneliti senior LIPI yang juga ahli karang kenamaan, Prof. Dr. Suharsono saat mempresentasikan Indeks Kesehatan Terumbu Karang Indonesia di Gedung CTI Centre, Manado, kemarin. Acara ini diprakarsai Sekretariat Regional Prakarsa Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan (CTI-CFF) bekerja sama dengan Komisi Nasional CTI-CFF Indonesia yang diwakili oleh Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI.


Sementara itu, Direktur Eksekutif CTI-CFF, Prof. Widi A. Pratikto mengatakan, indeks kesehatan Kkrang Indonesia adalah salah satu upaya pelestarian ekosistem terumbu karang melalui kegiatan monitoring dan evaluasi berkala yang harus disikapi secara positif dalam perspektif kawasan segitiga terumbu karang. 

"Langkah ini bisa menjadi contoh bagi lima negara anggota CTI-CFF lainnya, yaitu Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Solomon Islands, dan Timor-Leste," ujarnya sebagaimana rilis CTI-CFF yang diterima redaksi di Jakarta.

Dalam presentasi dialogis yang dihadiri oleh pemangku kepentingan di Sulawesi Utara, juga disampaikan bahwa terumbu karang dan biota laut memiliki nilai ekonomis tinggi, sekaligus ekosistem yang sangat rentan terhadap kerusakan.

Nilai indeks kesehatan terumbu karang sendiri terdiri atas dua komponen utama, yaitu bentik dan ikan terumbu karang. Komponen bentik terdiri dari faktor kondisi terkini yang dihitung berdasarkan variabel tutupan karang hidup, dan faktor tingkat resiliensi/potensi pemulihan yang dihitung berdasarkan tutupan fleshy seaweed serta tutupan pecahan karang (rubble). 

Sedangkan komponen ikan terumbu karang, variabel yang digunakan adalah variabel total biomassa ikan ekonomis penting (terdiri dari tujuh famili: Scaridae, Siganidae dan Acanthuridae, Serranidae Lutjanidae, Lethrinidae dan Haemulidae).  

"Berdasarkan kedua komponen di atas (bentik dan ikan terumbu karang), maka nilai indeks kesehatan terumbu karang akan berada dalam rentang nilai 1-10 atau dapat diterjemahkan dengan tutupan tinggi, sedang, dan rendah," imbuh Widi.

Semakin sehat terumbu karangnya maka semakin tinggi nilainya. Menurut Widi, secara umum nilai indeks terumbu karang Indonesia berada pada nilai 5, 6 atau 3.  Meskipun demikian terdapat setidaknya lima stasiun pengamatan dalam kondisi nilai indeks 10 (sangat baik) dan 14 stasiun dalam nilai 1 (sangat jelek).

Suharsono berharap tren positif status terumbu karang akan lebih meningkat lagi dengan adanya Indeks Kesehatan Terumbu Karang. Indeks tersebut disusun berdasarkan data dan akumulasi pengalaman yang telah dimiliki LIPI selama bertahun-tahun dalam bidang riset dan monitoring terumbu karang di hampir seluruh perairan di Indonesia.

Program Coremap Fase III berlangsung dari tahun 2017 hingga akhir 2020 terdiri dari kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan dalam bidang riset dan monitoring ekosistem pesisir (terumbu karang, lamun dan mangrove), serta kapasitas pengelolaan data dan informasi, baik nasional dan daerah.

Hasil yang dicapai dari kegiatan Coremap sejak fase 1 sampai dengan fase 3 saat ini telah dimanfaatkan oleh para stakeholder, antara lain untuk pembaruan data dan informasi kondisi kesehatan terumbu karang serta lamun di seluruh perairan Indonesia yang dilakukan setiap tahun.[wid] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya