Berita

Foto/Net

Bisnis

Prihatin, Panen Raya Dihantui Harga Murah

Gerindra: Impor Beras Langgar UU Pangan
KAMIS, 25 JANUARI 2018 | 11:34 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Gara-gara rencana impor beras, harga gabah hasil petani dalam negeri mulai anjlok. Para petani pun waswas harga gabah akan semakin tertekan saat beras impor dari Vietnam dan Thailand datang. Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo miris melihat ini. Pentolan Gerindra ini menuntut Pemerintah bertanggung jawab.

"Kalau harga beras di petani pada saat panen raya anjlok, Pemerintah harus tanggung jawab itu. Sebab, anjloknya harga tersebut karena ada impor," tegas Edhy di Jakarta, kemarin.

Edhy menegaskan, sejak awal, pihaknya sudah menolak tegas kebijakan impor beras yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan. Menurut dia, tidak ada alasan yang mendukung untuk mendatangkan beras dari luar. Daerah-daerah tengah menghadapi panen raya mulai akhir Januari. Kemudian, pada Februari dan Maret akan ada puncak panen raya.


Dia yakin, dengan panen yang saat ini terjadi, stok beras nasional akan aman. Kenaikan harga beras yang sempat terjadi di awal Januari kemarin juga bakal turun secara perlahan.

"Berdasarkan penjelasan Menteri Pertanian, impor beras itu be­lum diperlukan. Sebab, cadangan beras bulan Januari, Februari, dan Maret itu dihitung akan ada 20,7 juta ton beras. Itu hasil panen rakyat kita," jelasnya.

Makanya, Edhy heran mengapa Menteri Perdagangan begitu ngotot mau mengimpor. Terlebih, setahunya, rencana impor tersebut belum mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Pertanian, sebagai otoritas pangan nasional. Apabila tetap dilakukan impor, hal itu bertentangan dengan Nomor UU18/2012 tentang Pangan.

Yel-yel Petani


Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terus berkeliling untuk melakukan panen raya dan menemui para petani. Kemarin, Amran dan rombongan berkunjung ke Sragen, Jawa Tengah. Kedatangan Amran ini disambut yel-yel penolakan impor beras dari para petani yang hadir.

"Petani, kerja-kerja-kerja. Tolak impor, yes. Petani, kerja-kerja-kerja. Tolak impor, yes. Tolak impor, yes," begitu teriakan mereka.

Iwan, petani Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen yakin betul pihaknya bisa memasok beras dalam jumlah besar. Para petani di daerahnya menanam padi varietas ciherang yang umur tanamnya 90 hari. Produktivitasnya mencapai 8,4 ton per hektar. Hasil panen sangat melimpah. Sayangnya, harga mulai turun.

"Ini panen 8,4 ton per hektar Pak. Ini hamparan panen sangat luas. Harga sebelumnya Rp 5.400, tapi sekarang tengkulak mulai nawar. Harga turun, Pak," keluhnya di hadapan Amran.

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menyebut, daerahnya merupakan penyangga beras Jawa Tengah. Hasil pertanian di daerahnya bagus. Karenanya, para petani di Sragen sangat sedih dengan rencana impor beras. "Jadi, Pak Menteri, warga Sragen di sini menolak impor," tegasnya.

Mendengar keluhan ini, Amran menjawab bahwa dirinya adalah pelayan masyarakat. Dia pun berjanji tidak akan membiarkan petani disakiti. Sebagai buktinya, dua tahun ini, yakni 2016 dan 2017, Indonesia bisa swasembada beras. Pihaknya akan terus berusaha mengangkat beras dan hasil produksi petani lainnya.

Amran merasakan bagaimana terpukulnya petani dengan impor ini. "Jadi, wajar ada yang ribut karena merasa sulit. Aku pasti­kan, tidak akan biarkan petani kita dizalimi. Jangankan buat petani, diriku pun aku serahkan," tegas dia. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya