Berita

Ist

Hukum

Keterangan Ahli Kuatkan Kekeliruan Jaksa

KAMIS, 25 JANUARI 2018 | 00:11 WIB | LAPORAN:

Penasihat Hukum terdakwa Christoforus Richard, Sirra Prayuna berharap majelis hakim bisa mengedepankan azas keadilan dalam perkara pemalsuan Surat Pernyataan Penguasaan dua bidang tanah seluas 6,9 ha dan tujuh ha milik PT Nusantara Raga Wisata.

Menurut dia, keterangan yang disampaikan ahli hukum pidana, Profesor Yahya Harahap dalam sidang lanjutan kliennya di PN Jakarta Selatan, kemarin, semakin menunjukkan cara pandang jaksa dalam menangani kasus ini.

Dalam keterangannya, Prof. Yahya dengan tegas mengatakan, kalau yang bisa dijadikan bukti dalam soal kepemilikan lahan adalah sertifikat.

"Jadi keliru cara pandang jaksa. Karena penggugat menguasai lahan tersebut, kenapa meminta eksekusi, kan enggak relevan," tegas Sirra dalam perbincangan dengan wartawan, Rabu malam (24/1).

Sirra juga menyoroti keterangan Yahya yang menyatakan bahwa tidak masuk akal jika dalam persoalan lahan, seseorang bermasalah hingga dipidana tanpa ada yang menggugat mengenai status kepemilikan lahannya.

Kata dia, pandangan ahli yang juga mantan Hakim Agung itu sesuai pasal 187 KUHAP poin b. Pasal itu menyebutkan bahwa alat bukti harus didukung dengan alat-alat bukti lainnya sehingga menjadi satu kesatuan.

Nah, Sirra bilang, di kasus kliennya surat dakwaan yang disusun jaksa sangat kabur. Jaksa menggunakan surat keterangan yang tak jelas asal usulnya.

"Padahal membuat surat palsu itu harus jelas siapa yang buat, kapan dan dimana dibuatnya, saksinya siapa," tegasnya.

PH Richard lainnya, Wayan Sudirta berharap pemaparan yang disampaikan oleh Prof. Yahya bisa dijadikan pertimbangan oleh majelis hakim.

Keterangan ahli yang menyebutkan bahwa sertifikat yang bisa dijadikan alat bukti dalam kepemilikan lahan harus dijadikan pegangan hakim.

"Jadi saya mohon majelis hakim bisa mencatat, sehingga surat keterangan yang menjadikan kliennya kami sampai ke sini itu tidak bernilai apa-apa," tandas Wayan.

Perjuangan Richard hingga sejauh ini mulai berbuah hasil. Setelah sejak awal sidang harus mendekam di rutan, kini majelis mengabulkan permohonan tahanan kota terhadapnya.

Kasus ini semula merupakan perkara perdata yang telah dimenangkan kliennya ditingkat kasasi. Tapi belakangan kliennya dipidanakan di pengadilan negeri Jakarta Selatan.

Richard diduga melanggar pasal 263 KUHP Terkait pemalsuan Surat Pernyataan Penguasaan 2 bidang tanah seluas ,6,9 ha dan tujuh ha milik PT. Nusantara Raga Wisata. [nes]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya