Berita

Politik

Demokrat Dorong Pembentukan RUU Energi Terbarukan

RABU, 24 JANUARI 2018 | 22:57 WIB | LAPORAN:

Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar. Agar dapat memanfaatkan potensi itu, Indonesia memerlukan payung hukum yang kuat. Atas hal itu, Fraksi Demokrat mendorong penyusunan RUU khusus tentang EBT.

Usulan ini disampaikan dua anggota Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron, saat menjadi pembicara seminar nasional "Urgensi Penyusunan UU EBT: Pengembangan EBT" di Gedung DPR, Senayan, Rabu (24/1). Agus dan Herman merupakan dua kader Demokrat.

Kata Agus, Indonesia memiliki potensi EBT sangat besar. Sayangnya, pemanfaatan potensi itu masih sangat minim. Kendalanya, peraturan yang ada masih terbatas dan belum memiliki keberpihakan ke EBT. Kondisi itu membuat kementerian/lembaga sulit membuat kebijakan terkait EBT.


Dengan seminar itu, kata dia, DPR mengundang semua stakeholder di bidang energi baru dan terbarukan untuk menyampaikan masukan dan sarannya.

"Masukan dan saran dari stakeholder, akan disusun menjadi naskah akademik dan kemudian draft rancangan undang-undang," katanya.

Dari seminar itu akan disusun draf. Selanjutnya, draf akan diharmonisasi di Badan Legislasi (Baleg) DPR untuk disusun menjadi RUU. Setelahnya, draf RUU di bawa ke Sidang Paripurna untuk diputuskan pembahasannya.

Agus memastikan, DPR akan berusaha mendorong penyusunan draf RUU dan pembahasan secepatnya. Dia tidak ingin berlama-lama, karena di 2018 ini telah memasuki tahun politik.

Herman Khaeron mengamini ucapan Agus. Kata politisi asal Cirebon ini, pembentukan RUU EBT sangat mendesak. Tujuannya, agar segera tersedia energi alternatif dan Indonesia tidak terus tergantung dengan energi fosil.

Kata Herman, sampai saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada energi fosil yakni minyak bumi dan batubara. Padahal, cadangan energi ini sudah semakin kecil, diperkirakan akan habis dalam 30 tahun ke depan.

"Indonesia harus segera mencari sumber energi baru yakni EBT," katanya.

Di samping itu, tambah Herman, tuntutan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan makin meningkat seiring kesadaran dunia menjaga kelestarian lingkungan. Makanya, pengembangan EBT makin relevan.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya