PT Angkasa Pura II (PerseÂro) akhirnya resmi mengelola jasa kebandarudaraan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selama 17 tahun. Pada tahap pengoperasian, perseroan bakal menambah panjang landasan pacu (runway) hingga 3.500 meter.
President Director AngkaÂsa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya telah menandaÂtangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) PenyelenggaÂraan Jasa Kebandarudaraan di BIJB bersama dengan Pemerintah provinsi Jawa Barat, sebagai tindak lanÂjut dari framework comÂmitment dan nota kesepaÂhaman (memorandum of understanding) yang telah ditandatangani sebelumnya antar duabelah pihak.
"Melalui PKS ini, kami akan melakukan kerja sama operasi (KSO) PenyelengÂgaraan Jasa KebandaruÂdaraan, termasuk pengoperasian dan pemeliharaan terhadap bandara selama jangka waktu perjanjian yakni selama 17 tahun atau sampai tahun 2035 dengan kepemilikan saham korpoÂrasi antara 25 sampai 49 persen," ujarnya, melalui siaran pers.
Dengan begitu, perseÂroan bakal mengoperasiÂkan seluruh aset sisi darat dari BIJB termasuk terkait dengan Pelayanan Jasa Kebandarudaraan dan PeÂlayanan Jasa Terkait BanÂdara. Selajutnya, pihaknya akan membentuk Tim
Operation Readiness and Airport Transfer (ORAT) bersama PT BIJB dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara KementeÂrian Perhubungan.
Nantinya, Tim ORAT akan bertugas untuk mengatur persiapan pra-operasi bandara guna memastikan kesiapan operasional banÂdara, termasuk melakukan inventarisasi aset dan due diligence yang diperlukan.
Dijelaskan, dalam pengoperasian tahap awal, BIJB memiliki terminal berkapasitas 5 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan kapasitas ultimate-nya untuk dapat melayani 18 juta penumpang per tahun. BIJB juga akan diimplementasikan dan ditingkatkan soft infraÂstructurenya seperti banÂdara AP II lainnya dalam memberikan pelayanan kepada penumpang dalam program Smart Airport.
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan
cusÂtomer experience melalui aplikasi mobile dan mengeÂfisiensikan kegiatan operasional bandara dengan membangun infrastruktur digital di BIJB.
"Salah satunya, dengan penggunaan aplikasi moÂbile INDONESIA AIRÂPORTS dan juga aplikasi operasional iPERFORM," jelas Awaluddin.
Selain itu, perseroan juga akan fokus pada 3 hal lainnya yakni percepatan penyelesaian konstruksi proyek, percepatan operasi bandara untuk mendukung Penerbangan Angkutan Haji pada Juni 2018 dan penambahan perpanjangan landas pacu dari saat ini hanya sepanjang 2.500 meter (m) x 60 m menjadi 3.000 m x 60 m.
Menurutnya, perpanjanÂgan runway tersebut diperÂlukan guna menunjang pergerakan pesawat berÂbadan besar seperti Boeing 777. Untuk itu, pihaknya tengah mempersiapkan hal tersebut.
"Kalau target Mei
soft launching tentu sebelum Mei kita harus tuntaskan semuanya. Untuk perpanÂjangan runway 500 meter kita sudah siapkan Rp 350 miliar," katanya.
Direktur Utama BIJB, Virda Dimas Ekaputra meÂnambahkan, selain kerja sama pengelolaan bandara dengan nilai investasi Rp 2,6 triliun, disepakati pula beberapa hal yakni
transÂfer of knowledge dari AP II kepada BIJB terkait pengelolaan kebandaruÂdaraan.
"Proses ini penting karena ketika kerja sama dengan AP II berakhir, maka PT BIJB bisa mandiri untuk menjadi operator bandara," tandasnya. ***