Berita

Jaya Suprana

Petaka 13 Agustus 2013 Di Petersburg

RABU, 24 JANUARI 2018 | 07:17 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

SEBENARNYA saya tidak percaya tahayul angka 13 sebagai angka naas. Namun sebuah kenaasan tak terlupakan saya alami pada tanggal 13 Agustus 2013. Pada hari serba tiga belas tersebut saya dan Aylawati Sarwono mengunjungi Museum Hermitage di Istana Musim Dingin di kota Petersburg nan tersohor maha koleksi maha kaya raya maha seni lukis Eropa kelas langitan itu.  

Akibat terbius pesona, saya tidak sadar bahwa dompet berisi dua paspor kami berdua jatuh di salah satu ruang Museum Hermitage. Saya baru menyadari petaka tersebut di saat akan makan siang di sebuah cafe di dekat Museum Hermitage.

Panik
Pemandu kami segera menelpon manajemen Museum Hermitage untuk melaporkan kehilangan dua paspor Indonesia dengan harapan (tipis) berhasil ditemukan di tengah kepadatan ribuan pengunjung yang setiap hari berduyun-duyun memadati Museum Hermitage. Tak lama kemudian, pihak manajemen museum melaporkan bahwa tidak ada paspor yang ditemukan. Maka saya menelpon sahabat saya, mantan Dirjen Kemenlu RI Eddi Hariyadhi untuk menanyakan alamat dan nomor telepon konsulat jenderal Republik Indonesia yang saya yakin pasti ada di kota nomor dua terpenting di Rusia. Kadar kepanikan saya mulai meninggi setelah memperoleh jawaban mas Eddi bahwa perwakilan resmi Indonesia di Rusia ternyata cuma KBRI di Moskow yang terletak sekitar 700 kilometer di tenggara Petersburg. Tetapi mas Eddi sigap menelpon Dubes RI di Moskow Djauhari Oratmangun yang segera menelpon saya untuk menyatakan KBRI siap membuatkan paspor baru namun kami berdua harus terbang ke Moskow yang terpaksa kandas akibat pemandu kami menegaskan bahwa berdasar peraturan transpor umum Rusia: tanpa paspor kami tidak boleh naik pesawat terbang di Rusia.  

Pemandu kami segera menelpon manajemen Museum Hermitage untuk melaporkan kehilangan dua paspor Indonesia dengan harapan (tipis) berhasil ditemukan di tengah kepadatan ribuan pengunjung yang setiap hari berduyun-duyun memadati Museum Hermitage. Tak lama kemudian, pihak manajemen museum melaporkan bahwa tidak ada paspor yang ditemukan. Maka saya menelpon sahabat saya, mantan Dirjen Kemenlu RI Eddi Hariyadhi untuk menanyakan alamat dan nomor telepon konsulat jenderal Republik Indonesia yang saya yakin pasti ada di kota nomor dua terpenting di Rusia. Kadar kepanikan saya mulai meninggi setelah memperoleh jawaban mas Eddi bahwa perwakilan resmi Indonesia di Rusia ternyata cuma KBRI di Moskow yang terletak sekitar 700 kilometer di tenggara Petersburg. Tetapi mas Eddi sigap menelpon Dubes RI di Moskow Djauhari Oratmangun yang segera menelpon saya untuk menyatakan KBRI siap membuatkan paspor baru namun kami berdua harus terbang ke Moskow yang terpaksa kandas akibat pemandu kami menegaskan bahwa berdasar peraturan transpor umum Rusia: tanpa paspor kami tidak boleh naik pesawat terbang di Rusia.  

Polisi Rusia
Satu-satunya solusi adalah melapor ke kantor polisi Petersburg. Pemandu kami kebetulan kenal "orang dalam" di kepolisian maka kami langsung diterima seorang polisi Rusia berbusana sipil di ruang maksimal 16 meter persegi tanpa harus antri yang konon bisa sehari suntuk. Pelayanan ramah namun lamban sebab laporan dicatat dan dirangkum dengan tulisan tangan. Hanya surat keterangan paspor hilang yang diketik di atas kertas berkop surat kepolisian Petersburg dalam bahasa dan abjad Rusia yang sama sekali kami tidak mengerti. Di saat mewawancara, mencatat dan merangkum laporan kami, berulang kali pak polisi ngarasani kami dengan pemandu dalam bahasa Rusia. Baru setelah berada di luar kantor polisi, pemandu kami membocorkan rahasia bahwa pak polisi terheran-heran bagaimana kami berdua terkesan tenang-tenang saja (padahal tidak!) sementara belum jelas apakah bisa keluar Rusia tanpa paspor! Setelah surat keterangan polisi di tangan, menyusul masalah lain yaitu mustahil bisa naik pesawat terbang tanpa paspor (meski sudah ada keterangan polisi tentang kehilangan paspor) maka kami harus naik kereta cepat dari Petersburg ke Moskow yang baru berangkat tengah malam. Mendadak mujizat terjadi pada sekitar pukul 20.00 waktu Petersburg, kantor biro perjalanan pemandu kami menelpon bahwa menerima laporan dari manajemen museum Hermitage tentang telah ditemukannya dua paspor Indonesia oleh penjaga museum. Pukul 21.00 paspor kami berdua sudah kembali ke tangan kami berdua.

Hikmah
Di balik petaka 13 Agustus 2013 di Petersburg tersebut hadir tiga hikmah pelajaran bagi saya. Pertama saya harus lebih berhati-hati dalam membawa paspor di tengah perjalanan di mancanegara. Kedua, kembali saya memperoleh kesan sangat positif terhadap Kemenlu RI yang terbukti sangat tanggap dan sigap dalam membantu warga Indonesia yang menghadapi masalah di mancanegara. Ketiga, saya memperoleh kesan sangat positif terhadap masyarakat Rusia yang ternyata ramah dan sigap membantu warga asing dalam kesulitan maka sama sekali tidak sesuai dengan film-film Holywood yang selalu menampilkan warga apalagi polisi Rusia sebagai tokoh penjahat yang kejam dan bengis. [***]

(Penulis adalah pembelajar kebudayaan umat manusia)

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya