Surat Kabar Italia/The Guardian
Pemerintah Italia telah meluncurkan sebuah layanan online yang ditujukan untuk menindak berita palsu yang dianggap sebagai fenomena yang semakin mengkhawatirkan saat ini.
Warga Italia saat ini bisa melaporkan apa saja yang mereka anggap sebagai berita palsu melalui sistem "tombol merah" di situs polisi Italia. Kepolisian Italia memiliki divisi yang khusus menangani kejahatan online.
Divisi tersebut membentuk tim untuk menganalisis peringatan dan dengan menggunakan perangkat lunak khusus, mengidentifikasi sumber berita tersebut dan menentukan apakah informasinya asli atau tidak.
Langkah tersebut dilakukan saat Italia tengah mempersiapkan pemilihan umum pada tanggal 4 Maret mendatang dan ada kekhawatiran dari para politisi senior bahwa berita palsu dapat mempengaruhi opini publik.
Menteri Dalam Negeri Italia, Marco Minniti, mengatakan bahwa inisiatif tersebut tidak dimaksudkan untuk mengganggu kampanye.
"Ini adalah alat layanan publik yang sepenuhnya transparan dan sah yang ditujukan untuk melindungi warga dari berita yang tidak berdasar dan mencolok," katanya.
"Bahkan tidak ada sedikit pun niat untuk memasuki perdebatan politik," sambungnya seperti dimuat
The Guardian.
Michelangelo Coltelli, pendiri Butac, sebuah situs yang mengungkapkan kasus-kasus berita palsu, mengatakan bahwa penyebaran berita palsu atau dikenal juga dengan istilah
Hoax merupakan masalah besar di Italia.
Laporan palsu juga tak jarang muncul di surat kabar, sebagian besar akibat kegagalan jurnalis untuk memeriksa sumber-sumber.
"Saya tidak berpikir (inisiatif ini) adalah cara terbaik untuk melawannya," katanya.
"Kami tidak tahu bagaimana tepatnya polisi akan memverifikasi apa yang palsu dan mana yang tidak. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak akan mengganggu politik, tapi sebagian besar berita palsu, setidaknya cerita yang kita khawatirkan, bersifat politis," jelasnya.
"Yang kami butuhkan adalah surat kabar memeriksa sumbernya, ini akan menjadi langkah awal, karena banyak berita palsu muncul di surat kabar, tidak hanya di jejaring sosial," sambungnya.
Langkah tersebut dilakukan hampir setahun setelah ribuan orang Italia menandatangani sebuah petisi, yang dipimpin oleh Laura Boldrini, presiden majelis hakim, untuk melawan berita palsu.
[mel]