Berita

RMOL

Bisnis

Di Bawah Menkeu Sri Mulyani, Indonesia Rugi Rp 121 T Dan 6,7 M Dolar AS

JUMAT, 19 JANUARI 2018 | 15:59 WIB | LAPORAN:

Pemerintah Indonesia pada era 2006-2010, di bawah Menteri Keuangan Sri Mulyani, telah melakukan kebijakan yang merugikan Keuangan Negara.

Demikian disampaikan Pengamat ekonomi politik dari Lingkar Studi Perjuangan (LSP), Gede Sandra kepada redaksi, Jumat (19/1).

Menurut Gede, sebagai pejabat yang paling berwenang untuk menerbitkan surat utang (bond) atas nama Republik Indonesia, Sri Mulyani telah memasang bunga imbal hasil (yield) ketinggian bila dibandingkan dengan bond yang diterbitkan negara sekawasan yang rating investasi atau resiko ekonominya mirip Vietnam dan Filipina.


Yield yang dimaksud Gede adalah rata-rata yield dari bond bertenor 10 tahun yang diterbitkan sepanjang tahun 2006 hingga 2010.

"Dengan Filipina yang rating-nya relatif sama, bond Indonesia memiliki selisih yield lebih tinggi 3,28%. Sedangkan dengan Vietnam yang ratingnya relatf lebih di bawah, bond Indonesia masih memiliki selisih yield lebih tinggi 2,87%," kata Gede.

Dari data tersebut, imbuh Gede, pihaknya menghitung kerugian pada 30 fixed coupon bond yang diterbitkan Kementerian Keuangan Republik Indonesia selama Sri Mulyani menjabat, yang terbagi menjadi 23 coupon bermata uang Rupiah dan 7 bond bermata uang Dollar AS.

"Nilai keseluruhan dari 30 bond yang diterbitkan ini adalah sebesar Rp 259,9 triliun dan USD 12 miliar," ungkap Gede.

Kerugian dihitung dengan mengalikan selisih rata-rata yield Vietnam (2,87%) dan Filipina (3,28%) dengan nilai outstanding bond dan dikalikan dengan tenor. Diperoleh, kerugian Indonesia bila dibandingkan dengan Vietnam adalah sebesar Rp 116,4 triliun dan USD 6,24 miliar. Sedangkan, bila dibandingkan dengan Filipina kerugian kita adalah sebesar Rp 137,2 triliun dan USD 7,36 miliar.

"Bila menganggap Vietnam sebagai batas bawah dan Filipina sebagai batas atas, maka titik tengahnya kira-kira di Rp 121 triliun dan USD 6,7 miliar," kata Gede.

Gede menjelaskan, untuk menunjukkan betapa ketinggiannya yield yang dipasang Sri Mulyani, adalah dengan membandingkan dengan masa Menteri Keuangan yang menggantikannya Agus Martowardoyo (2010-2013).

Pada era Agus Martowardoyo, kata Gede, rata-rata yield (10 year bond)selama tiga tahun menjabat hanya sebesar 7%, lebih murah 40% dari rata-rata yield masa Sri Mulyani 2006-2010.

"Kebijakan Agus Marto kami pandang rasional, karena pada periode yang sama (2010-2013), rata-rata yield di Vietnam sebesar 11%  dan Filipina sebesar 5,4%," demikian Gede. [san]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya