Berita

Peta Selat Taiwan/Net

Dunia

Gunakan Rute Kontroversial, China Diam-diam Berupaya Ubah Status Quo Taiwan

JUMAT, 19 JANUARI 2018 | 14:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

China dinilai melakukan tindakan sepihak yang membahayakan kedamaian dan keamanan di wilayah Selat Taiwan dengan menggunakan empat rute penerbangan kontroversial awal tahun ini. Langkah China itu juga dipandang Taiwan sebagai upaya untuk mengubah status quo Taiwan.

"Tindakan sepihak terbaru China baru-baru ini di Selat Taiwan adalah pada 4 Januari 2018 tanpa konsultasi dan komunikasi dua arah menggunakan empat rute kontroversial seperti rute M503 selatan-utara," kata Kepala Taipei Economic and Trade Office (TETO) John Chen dalam keterangan yang diterima redaksi (Jumat, 19/1).

Hal ini bukan hanya mempengaruhi keamanan penerbangan regional tapi juga menunjukkan bahwa China menggunakan kedok penerbangan sipil untuk tujuan politik dan pertahanan terhadap Taiwan yang berpotensi mengubah status quo serta stabilitas Taiwan.


Padahal, jelasnya, merujuk pada perundingan antar selat di tahun 2015, China berulang kali menjamin bahwa rute udara M505 hanya untuk lintas utara ke selatan dan penggunaan rute ini juga harus dilakukan melalui perundingan terlebih dahulu antara kedua belah pihak.

"Tapi China merusak perjanjian dengan melakukan tindakan sepihak dan sama sekali tdak mentaati etika penerbangan internasional serta tidak mempedulikan keamanan penerbangan dan tidak menghormati perjanjian dengan Taiwan," jelasnya.

Diketahui bahwa Taiwan sebelumnya telah memprotes pembukaan rute M503 secara sepihak oleh China. Namun juru bicara Kantor Urusan Taiwan China Ma Xiaoguang mengatakan bahwa Taiwan telah diberitahu bahwa rute tersebut akan dibuka.

Dia menegaskan hal tersebut tidak berarti bahwa pembukaan rute penerbangan itu membutuhkan persetujuan Taiwan. Dia pun menambahkan bahwa pembukaan rute tidak akan memberi dampak pada keamanan penerbangan di Taiwan.

Taiwan geram dengan sikap China tersebut karena dinilai tidak mematuhi perjanjian serta etika dengan Taiwan.

"Taiwan dengan ini menyatakan kekecewaan dan memprotes keras," tegas John Chen. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya