Berita

Sergei Lavrov/Net

Dunia

Menlu Rusia: Kesepakatan Nuklir Iran Runtuh Bisa Berimbas Pada Semenanjung Korea

JUMAT, 19 JANUARI 2018 | 13:38 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kesepakatan nuklir negara-negara kekuatan dunia dengan Iran berpotensi menjadi presden berbahaya dan bisa memiliki konsekuensi serius untuk ketegangan di semenanjung Korea.

Begitu kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov jelang akhir pekan ini.

Menurutnya, ketegangan antara Korea Utara dan masyarakat internasional terus meningkat karena program senjata nuklir Pyongyang. Situasi tersebut diperbukuk dengan provokasi retorika dan militer yang bermusuhan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.


Sementara untuk kasus Iran, sambungnya, program nuklirnya sendiri juga dipandang dengan kecurigaan oleh Amerika Serikat. Namun sejauh ini hal itu bisa diredam dengan Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) disetujui pada tahun 2015 oleh Iran dan lima anggota tetap PBB Dewan Keamanan ditambah Jerman, yang disebut P5 +1.

"Jelas bahwa kegagalan Rencana Aksi Komprehensif Bersama, terutama melalui kesalahan salah satu peserta di kelompok P5 + 1, akan menjadi sinyal yang mengkhawatirkan bagi keseluruhan arsitektur keamanan internasional, termasuk prospek penyelesaian masalah nuklir semenanjung Korea," kata Lavrov sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB seperti dimuat Russia Today.

Dia juga menggarisbawahi bahwa membuang JCPOA akan merusak kesepakatan yang dibuat dengan Pyongyang.

Pekan lalu, Trump mengumumkan bahwa dia akan membebaskan sanksi ekonomi terhadap Iran, diangkat berdasarkan kesepakatan JCPOA, yang membuat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi.

Dia memperingatkan sekutu Eropa Amerika, bahwa Washington masih bisa membatalkan kesepakatan jika persyaratannya tidak terpenuhi. Trump juga sebelumnya menyebut bahwa JCPOA merupakan kesepakatan terburuk yang pernah ada. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya