Berita

Tentara Ukraina/Net

Dunia

Ukraina Nyatakan "Pendudukan Rusia" Di Wilayah Timur

JUMAT, 19 JANUARI 2018 | 12:46 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Parlemen Ukraina pada Kamis (18/1) mengumumkan bahwa wilayah timur Ukraina "diduduki" oleh Rusia.

Parlemen Ukraina mengadopsi undang-undang reintegrasi Donbass dengan 280 anggota parlemen yang memberikan suara mendukung di badan dengan dengan kapasitas 450 tempat duduk. RUU tersebut diajukan oleh Presiden Ukraina Petro Poroshenko.

Undang-undang tersebut menguraikan tanggung jawab hukum Rusia setelah pihaknya mendukung pasukan separatis di provinsi Donetsk dan Luhansk, yang dikenal sebagai wilayah Donbass, yang terletak di timur Ukraina empat tahun lalu.


Dinyatakan bahw Rusia adalah negara "agresor" dan bagian Donbass berada di bawah "pendudukan sementara". Undang-undang tersebut juga memberi warga Ukraina hak untuk menuntut Moskow karena merusak properti mereka.

"Kami akan terus membuka jalan bagi reintegrasi tanah Ukraina yang diduduki melalui langkah-langkah politik dan diplomatik," kata Poroshenko di Twitter seperti dimuat Al Jazeera.

Politisi Ukraina Arseniy Yatseniuk mengatakan bahwa undang-undang tersebut menciptakan kerangka hukum untuk menyingkirkan tentara Rusia dari wilayah Ukraina melalui pasukan pemelihara perdamaian yang diberi sanksi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Langkah tersebut menarik kecaman cepat dari Rusia. Kementerian luar negeri Rusia memperingatkan undang-undang tersebut mempertaruhkan eskalasi berbahaya di Ukraina dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi untuk perdamaian dan keamanan dunia.

"Anda tidak bisa menyebut ini kecuali persiapan untuk perang baru," kata sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Konflik di Ukraina sendiri diketahui dimulai pada tahun 2014 ketika separatis pro-Rusia mengambil alih bagian Donbass, kawasan industri timur negara itu. Rusia juga mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina beberapa bulan sebelumnya.

Sekitar 10.000 orang, termasuk setidaknya 2.000 warga sipil, telah terbunuh sejak pertempuran dimulai, sementara 1,7 juta orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka. [mel]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya