Politisi terkemuka Zimbabwe bernama Roy Bennett bersama sang istri menjadi korban tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter yang terjadi di Amerika Utara.
Pasangan tersebut meninggal bersama tiga orang lainnya saat helikopter yang mereka tumpangi jatuh di daerah pegunungan di New Mexico Amerika Serikat pada Rabu (17/1). Dalam kecelakaan tersebut, satu orang berhasil selamat.
Belum jelas apa penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Bennett yang meninggal dunia di usia 60 tahun diketahui merupakan petani kopi berkulit putih yang menjadi pendukung partai oposisi Gerakan untuk Perubahan Demokratis (MDC).
Dia kemudian muncul sebagai tokoh yang kontroversial dan mulai memasuki dunia politik pada tahun 2000. Pada saat itu dia memenangkan kursi parlemen untuk MDC yang baru dibentuk.
Bennett mendapatkan julukan Pachedu ("antara kami"), yang merupakan referensi sehari-hari untuk rahasia masa kecil. Popularitasnya sebagai seorang anggota parlemen membuat partai Zanu-PF yang dipimpin Presiden Robert Mugabe, meremehkan kemampuannya.
Pada tahun 2004, dia pernah terlibat perkelahian di parlemen dengan Menteri Kehakiman Zanu-PF Patrick Chinamasa.
Bennett mendorong Chinamasa ke tanah berturut-turut dalam sebuah program redistribusi tanah yang melihat hampir 4.000 petani kulit putih kehilangan tanah mereka.
Akibatnya, Bennett dipenjara selama beberapa bulan. Dia menggambarkan masa di tahanan tersebut tak ubahnya neraka yang hidup baginya.
Kemudian pada tahun 2009 dia dituduh terlibat dalam sebuah rencana untuk menggulingkan Mugabe. Dia dibebaskan dari tuduhan pengkhianatan tahun berikutnya.
Bennett meninggalkan Zimbabwe untuk tinggal di pengasingan di Afrika Selatan, di mana dia terus menentang Mugabe.
Kematiannya terjadi saat Presiden baru Zimbabwe Emmerson Mnangagwa menjanjikan jeda dengan masa lalu.
Rekan-rekan partai MDC mengungkapkan keterkejutan mereka terhadap kabar kematian Bennett.
[mel]