Berita

Donald Trump/net

Dunia

Trump Minta "Perempuan Cantik Korea" Berunding Dengan Korut

SABTU, 13 JANUARI 2018 | 07:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus dihajar oleh tuduhan rasis akibat pernyataannya yang kerap "merendahkan" bangsa atau ras lain.  

Sebelumnya Trump kembali menuai kontroversi karena pernyataannya saat membahas imigran ilegal dengan anggota parlemen dari kedua partai utama di Gedung Putih, pada Kamis lalu. Trump menyebut Haiti, El Salvador dan negara-negara Afrika sebagai "negara-negara lubang kotoran".

Beberapa negara Afrika memang dimasukkan dalam proposal perlindungan imigran ilegal oleh para anggota parlemen AS untuk revisi undang-undang imigrasi yang baru.

Di tengah kehebohan tentang isu itu, Trump menghadapi kontroversi lebih lanjut. Muncul laporan NBC News pada Jumat kemarin, bahwa Trump pernah menyebut analis intelijen yang memberikan informasi kepadanya di Oval Office sebagai "wanita Korea yang cantik" dan menyarankan agar dia menjadi bagian dari negosiasi dengan Korea Utara.

NBC News melaporkan, analis tersebut bertemu Trump pada musim gugur 2017 untuk melaporkan rencana pelepasan sandera yang akan segera berlangsung di Pakistan.

Mengutip dua pejabat yang berada dalam pertemuan itu, NBC mengatakan bahwa Trump menanyakan sang analis tentang dari mana dia berasal. Perempuan itu menjawab New York City. Tetapi Trump dikabarkan terus menekan dan bertanya dari mana asalnya.

Laporan NBC mengatakan, analis tersebut mengaku orang tuanya adalah orang Korea. Mendengar itu, Trump bertanya kepada seorang penasihat lain mengapa "wanita cantik Korea" tersebut tidak terlibat dalam negosiasi dengan Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.

Belum ada keterangan langsung dari sang analis keturunan Korea itu, yang identitasnya tidak dibuka ke publik dengan alasan kepedulian terhadap privasinya. Sedangkan Gedung Putih tidak segera berkomentar.

Frase "wanita cantik Korea" tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa Trump memang sangat kurang sensitif dan tidak memiliki kesopanan budaya.

Contoh lain soal Trump yang bersikap "rasis" adalah ketika ia berada dalam pertemuan dengan anggota Kaukus Kongres Kulit Hitam (CBC).

Atau, saat ia menerima tiga pejuang veteran, yang dikenal ahli dalam sandi perang, dari suku Indian Navajo pada bulan November lalu. Kala itu Trump bercanda tentang senator Demokrat, Elizabeth Warren, yang telah dijulukinya "Pocahontas". [ald]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya