Berita

Joko Widodo/net

Politik

Jokowi Tidak Mau Didominasi Satu Partai

Airlangga Tidak Akan Dicopot Dari Kabinet
SABTU, 06 JANUARI 2018 | 10:17 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sebetulnya, Presiden Joko Widodo tidak mengingingkan ada satu partai politik yang mendominasi dan mempengaruhi kebijakan pemerintahannya.

Hal itu dikatakan peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, dalam diskusi "Perlukah Airlangga Mundur?" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1).

"Jokowi tidak ingin satu partai mendominasi di pemerintahan. Tidak mau ada satu partai dominan mempengaruhi kebijakannya," jelas Arya


Karena itulah, presiden yang juga politikus PDI Perjuangan itu terus merawat komunikasi dengan semua parpol termasuk dengan Partai Golkar.

Apalagi, Golkar adalah aset yang sangat bagus bagi siapapun yang memerintah berdasarkan kemampuan banyak kader Golkar yang di atas rata-rata.

"Terbukti, setiap reshuffle, relatif partai-partai menerima keputusan Jokowi," katanya.

Ia melihat, di tahun keempat pemerintahannya ini, Jokowi bisa mengkonsolidasikan kekuasaannya. Ada beberapa partai yang sudah berkomitmen mencalonkan kembali Jokowi di Pilpres 2019, meski minus PDIP yang merupakan partainya sendiri.

Dalam konteks Golkar, ia melihat Jokowi memiliki harapan besar terhadap partai itu di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Karena itu, dia yakin Jokowi tidak akan banyak mengusik situasi internal Golkar yang mulai kondusif di bawah kendali Airlangga, misalnya dengan tidak akan mencopot Airlangga dari jabatan menteri.

Begitu pula dengan Airlangga. Ketua Umum Golkar itu terlihat sangat hati-hati dalam melakukan restrukturisasi kepengurusan DPP agar tidak ada gejolak yang mengganggu stabilitas politik internal maupun nasional.

Pasca bergulirnya kasus hukum Setya Novanto (mantan ketua umum Golkar), ia menyamakan tantangan yang dihadapi Airlangga saat ini sama dengan kondisi rawan Golkar ketika Akbar Tanjung menjabat ketua umum.

"Sama dengan Bang Akbar di akhir Orde Baru, Golkar terdesak. Situasi itu hampir sama dengan yang dirasakan Airlangga dan Golkar, apalagi waktunya tinggal dua tahun lagi (menuju Pemilu 2019). Kalau Airlangga berhasil besarkan Golkar di waktu dua tahun ini, dia akan diingat sebagai kader yang besar," ucap Arya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya