Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto angkat bicara soal tuduhan kriminalisasi bakal calon kepala daerah usungan Partai Demokrat. Ia membandingkanya dengan PDIP yang memiliki pengalaman serupa namun biasa saja menghadapinya.
"Ya coba kalau kita lihat ya, PDIP pernah punya pengalaman bagaimana kami diintervensi, bagaimana kantor partai kami diserang, kami tidak bisa ikut pemilu. Itu kami tetap diam," kata Hasto di kantor DPP PDI P, Jakarta, Kamis (4/1).
Bahkan, kata Hasto saat Pilkada Bali tahun 2012, dimana ada upaya secara sistematis untuk menggagalkan kemenangan Anak Agung Ngurah Puspayoga dan Dewa Nyman Sukrawan yang merupakan cagub-cawagub yang diusung PDIP, banteng moncong putih biasa saja.
"Kami tidak membuat puisi mellow dramatik," sindir Hasto.
Partainya, masih kata Hasto, lebih memilih bersikap tenang dan menyatu dengan rakyat dan menampilkan wajah seolah menjadi korban.
"Daripada membuat drama-drama yang tidak perlu," ujarnya.
Terkait tuduhan Demokrat yang mengatakan PDIP memaksakan Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin berpasangan dengan Syaharie Jaang, Hasto membantahnya.
"Semua harus dilakukan melalui proses yang baik. Tidak ada cinta yang terpaksa di PDIP," ungkap Hasto.
Semalam, Partai demokrat menggelar "emergency meeting" lantaran merasa diperlakuan tidak adil. Pasalnya, Walikota Samarinda yang juga Ketua DPD Demokrat Kaltim Syaharie Jaang mendapat intimidasi agar dirinya mau dipasangkan dengan Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin. Padahal, Syaharie Jaang sudah sepakat akan maju dengan Walikota Balikpapan Rizal Effendi.
"Bahwa saudara Syaharie Jaang dipanggil oleh parpol tertentu sampai beberapa kali agar wakilnya Kapolda Kaltim, padahal wakilnya sudah ada. Secara etika itu tidak baik," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Rabu malam (4/1).
[dem]