Dahnil Anzar Simanjuntak/Net
Kritik terhadap pernyataan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang baru dilantik, Djoko Setiadi tentang hoax juga dilontarkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Menurut Dahnil, pernyataan Djoko bahwa ada hoax yang membangun jelas-jelas blunder.
"
Hoax itu informasi sampah dan tidak ada yang membangun, hoax selalu menebar kesesatan dan kekacauan informasi. Jadi jangan sampai ketidakpahaman kepala Siber Nasional tentang
hoax itu menjadi blunder sehingga membenarkan hipotesis yang mengatakan produsen
hoax yang paling produktif adalah pemerintah, seolah bila
hoax itu diproduksi pemerintah itu 'membangun' bila dari lawan politik itu
hoax yang merusak," tegas Dahnil kepada redaksi, Kamis (4/1).
Cara berpikir begini dinilainya sangat berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. Seolah pusat kebenaran ada di tangan penguasa alias pemerintah yang kemudian disebut
hoax membangun.
"Bila meminjam terminologi Islam, tidak ada itu
hoax dhalalah (buruk) atau
hoax hasanah (baik), semua
hoax buruk alias semua
hoax dhalalah. Atau tidak bisa menyamakan hoax embangun seperti teori
Destructive Contructive-nya Joseph Schumpeter, ahli ekonomi pembangunan terkenal. Beda jauh, semua
hoax destruktif," terangnya.
Dahnil pun menyarankan Djoko sebaiknya segera meminta maaf kepada publik dan mengakui kekeliruan pemahamannya tentang
hoax.
"Tidak perlu malu, jangan sampai merasa benar dalam ketersesatan pikir dengan istilah
hoax membangun itu," ujar Dahnil.
"Saya kira tidak akan membuat beliau kehilangan kehormatan,' tambahnya.
[wid]