Berita

Donald Trump/Net

Jaya Suprana

Hadiah Natal Dari Donald Trump

RABU, 27 DESEMBER 2017 | 06:59 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

DI antara seluruh kebijakan pemerintah, memang kebijakan menurunkan pajak termasuk yang paling popular, sebab paling menyenangkan para wajib pajak.  

Menjelang akhir tahun 2017 Donald Trump sebagai pemegang rekor presiden Amerika Serikat paling banyak dihujat berhasil menghadirkan sebuah kebijakan yang paling tidak dihujat, kecuali oleh pihak oposisi politik yang tugasnya adalah menghujat maka tentu saja tetap menghujat apa pun yang dilakukan oleh Trump.

Reformasi Pajak


Menjelang Hari Natal 2017 parlemen AS dengan perolehan 224 suara dari partai Republik dan 12 suara dari Partai Demokrat mengalahkan 189 suara dari partai Demokrat akhirnya berhasil mencapai kesepakatan untuk mendukung program reformasi pajak besar-besaran yang dirancang oleh presiden Donald Trump.  

Dengan bangga Trump sesumbar bahwa dia berhasil menepati janji memberikan hadiah Natal bagi rakyat Amerika Serikat berupa penurunan pajak. Reformasi pajak Trump, menurut Trump sendiri merupakan kesempatan bagi Amerika Serikat memantapkan supremasi diri sebagai negara paling berkuasa di planet bumi masa kini.

Dengan gembira Trump berkicau lewat twitter pribadinya “The Tax Cuts are so large and so meaningful, and yet the Fake News is working overtime to follow the lead of their friends, the defeated Dems, and only demean. This is truly a case where the results will speak for themselves, starting very soon. Jobs, Jobs, Jobs!”.

Wapres AS, Mike Pence manyatakan bahwa reformasi pajak yang dilakukan Trump merupakan saat sangat menentukan yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat kelas menengah ke atas untuk memetik keuntungan.

Oposisi


Sementara pihak oposisi tetap menunaikan tugas mereka sebaik mungkin yaitu senantiasa bahkan niscaya berupaya untuk tidak membenarkan kebijakan apa pun yang dilakukan presiden.

Maka senator partai Demokrat, Charles Summer menyatakan reformasi pajak Trump adalah suatu kebijakan aib. Senator Elizabeth Warren meyakini bahwa penurunan pajak pasti akan merugikan negara miliaran dolar.

Ketua faksi Demokrat Nancy Pelosi mencemooh reformasi pajak Trumps sebagai praktek politik amoral Donald Trump demi mendongkrak pamornya yang sedang terus menerus merosot dengan suatu kebijakan yang akan membangkrutkan AS.

Menikmati


Pada kenyataan reformasi pajak paling besar di Amerika Serikat selama 30 tahun terakhir memang menurunkan pajak perusahaan dari 35 menjadi 21 persen sementara menurunkan pajak pendapatan tertinggi dari 39,6 menjadi 37 persen.

Menurut sang Ketua faksi Partai Republik, Paul Ryan pada tahun 2018 sebuah keluarga dengan anggota empat orang dan berpenghasilan 73.000 dolar AS akan menghemat 2.059 dolar AS dalam setahun. Para pembayar pajak kelas menengah sampai kelas teratas memang akan sangat menikmati penurunan pajak.  

Reformasi pajak Donald Trump mustahil ditolak oleh para warga AS yang diuntungkan akibat bisa membayar pajak dalam jumlah lebih sedikit. Namun para perusahaan asing juga menikmatinya. Hanya beberapa jam setelah keputusan penurunan pajak, perusahaan Jerman Mercedes Benz dan BMW menyatakan bahwa mereka masing-masing akan menghemat pajak sebesar antara 1,55 sampai 1,7 milliar euro, yang  mohon dimaafkan bahwa saya tidak tahu berapa besar jumlah tersebut di dalam nilai Rupiah akibat kalkulator saya tidak cukup digit untuk mengkalkulasinya. [***]

Penulis adalah pembelajar kebijakan publik

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya