Berita

Ilustrasi/Reuters

Dunia

Konservatif Jerman: Imigran Baru Harusnya Hanya 65 Ribu Per Tahun

SABTU, 23 DESEMBER 2017 | 13:22 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Jerman harus membatasi jumlah imigran baru menjadi sekitar 65 ribu per tahun.

Hal itu diutarakan oleh wakil pemimpin konservatif Kanselir Angela Merkel. Pernyataan tersebut menunjukkan sebuah posisi yang dapat membuktikan perpecahan dalam pembicaraan koalisi dengan Demokrat Sosial (SPD).

Merkel sendiri saat ini diketahui sedang mencoba untuk membentuk koalisi pemerintahan baru dengan SPD setelah pembicaraan dengan dua partai kecil runtuh bulan lalu. Perundingan eksplorasi akan dimulai pada 7 Januari, dan Merkel berharap untuk mencapai kesepakatan pada pertengahan Januari.


Merkel diketahui menjadi sorotan karena kebijakannya untuk membuka pintu bagi lebih dari satu juga migran tahun lalu dinilai sebagai salah satu penyebab kekalahan dalam pemilihan umum 24 September lalu.

Thomas Strobl, wakil pemimpin Demokrat Kristen Merkel (CDU), mengatakan kepada surat kabar Heilbronner Stimme bahwa tidak ada pengulangan gelombang migran tersebut dan Jerman perlu kembali ke jumlah yang lebih "normal" yakni di bawah batas 200.000 yang disetujui oleh CDU dengan pihak Bavaria pada bulan Oktober.

"Saya tidak memikirkan 200.000 pertahun yang banyak dibahas," kata Strobl dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Sabtu.

"Targetnya harus menjadi nomor dari tahun 2012 ketika 65.000 pengungsi datang," sambungnya seperti dimuat Reuters.

SPD menentang adanya pembatasan migrasi dan upaya oleh konservatif untuk memperpanjang penghentian reunifikasi keluarga bagi para migran yang diberi "perlindungan anak" daripada suaka penuh yang akan berakhir pada Maret 2018.

Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel, seorang anggota SPD teratas, pada hari Jumat mengatakan kepada penyiar ARD bahwa kementeriannya akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan yang memungkinkan keluarga seorang migran Suriah berusia 16 tahun bergabung di Jerman. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya