Berita

Bisnis

Terobosan RR Agar Ekonomi RI 2018 Tumbuh 6,5 Persen

RABU, 20 DESEMBER 2017 | 17:13 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 sebesar 5,4 persen. Namun ekonom senior DR Rizal Ramli menyebut pertumbuhan ekonomi nasional bisa dipacu hingga 6,5 persen.

"Pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi lagi. Caranya harus bikin growth story yaitu cara inovatif. Jadi jangan melakukan pengetatan keuangan, tetapi malah harus diperlonggar," kata Rizal Ramli baru-baru ini.

Ada sejumlah terobosan yang ditawarkan RR, demikian Rizal Ramli disapa, untuk memacu pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 6,5 persen. Pertama, memperlonggar anggaran atau belanja pemerintah. Di tengah perlambatan ekonomi, katanya, pengetatan anggaran seperti dilakukan tim ekonomi saat ini merupakan kebijakan yang tidak tepat.


"Pengetatan belanja akan membuat ekonomi stagnan. Kebijakan ini terbukti gagal di sejumlah negara seperti Yunani," kata mantan Menko Perekonomian era Gus Dur  ini.

Kedua, memompa fiskal dengan menggunakan dana non-APBN. RR menyebut kebijakan Presiden Jokowi memacu pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa dengan menggunakan APBN sudah tepat. Namun, pembangunan infratruktur di Pulau Jawa harus menggunakan dana di luar APBN. Kebutuhan dana ini, katanya, bisa diambil melalui kebijakan revaluasi aset BUMN.

Dalam hitungannya, revaluasi aset bisa meningkatkan aset BUMN menjadi 2500 triliun sehingga bisa mendapatkan dana pinjaman sebesar 100 milar dolar AS.

Ketiga, sebut mantan Menteri Keuangan dan Menko Maritim ini, memompa bisnis ritel dengan cara meningkatkan kredit. Pertumbuhan kredit harus mencapai 15-17 persen, sebut dia, sehingga bisa menggerakkan roda perekonmian rakyat. Kisah sukses PT Permodalan Nasional Madani (PNM Persero) meningkatkan pertumbuhan kredit bisa dijadikan contoh. Program ini berhasil menggaet 2 juta nasabah dengan pinjaman modal antara Rp2-3 juta. Karena itu, dia berharap agar pemerintah menambah modal usaha kelompok tersebut dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 5 triliun.

"Dengan modal sebesar itu, para ibu yang bisa terjangkau bisa mencapai 60 juta orang," ujarnya.

Selama ini, kata Rizal Ramli, mayoritas kredit menjangkau golongan perusahaan besar yaitu mencapai 73 persen. Sebesar 17 persen menjangkau perusahaan skala menengah dan skala kecil, dan sisanya baru golongan kelas menengah ke bawah.

"Kenapa pola ini tidak digeser (lebih banyak untuk golongan kelas menengah ke bawah)," ucapnya.

Mantan Kepala Bulog ini mengatakan, saat ini tidak bisa lagi menggunakan pendekatan biasa-biasa saja, tetapi harus menggunakan terobosan. Keberanian melakukan terobosan yang menyebabkan sejumlah negara tetangga mencapai pendapatan yang jauh lebih tinggi dari Indonesia. Pendapatan Korea misalnya mencapai 10 kali lipat, Taiwan 7 kali lipat, bahkan Malaysia yang mencapai 4 kali lipat. Padahal, puluhan tahun lalu pendapatan negara itu sama dengan Indonesia.

"Jadi, Indonesia tertinggal bukan hanya karena korupsi, tetapi juga karena kita tidak berani mengambil risiko," demikian RR.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya