Berita

Din Syamsuddin/RMOL

Politik

Din Tawarkan Prinsip Jalan Tengah Dari Islam Dan Pancasila Jadi Ideologi Baru Dunia

RABU, 20 DESEMBER 2017 | 08:21 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR


Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin menjelaskan walaupun berbeda kategori, yakni Islam sebagai agama berdasarkan wahyu Tuhan dan Pancasila sebagai ideologi buatan manusia, namun keduanya menekankan prinsip Jalan Tengah.

"Hal itu terjadi adalah karena Pancasila itu sendiri merupakan kristalisasi nilai-nilai Islam dalam lingkup kehidupan bernegara," kata Din saat menjadi pembicara pada Diskusi Meja Bundar di Oxford Centre for Islamic Studies, Universitas Oxford, Inggris, Kamis (20/12).


Dalam forum yang dihadiri sejumlah guru besar dan akademisi itu, Din Syamsuddin bicara tentang "The Middle Path: Islam and Pancasila for the World Civilization". Din yang juga Guru Besar Pemikiran Politik Islam FISIP UIN Jakarta itu menambahkan sebagai agama wahyu terakhir, Islam membawa prinsip kesempurnaan wahyu keseimbangan, dan kemaslahatan kemanusiaan.

"Prinsip Jalan Tengah Islam (wasathiyah), yang menjadikan umat Islam sebagai Umat Tengahan (ummatan wasathan), menekankan prinsip keseimbangan, moderasi, toleransi dan anti ekstrimitas," tegas mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu.

Begitu pula, kata Din, Pancasila adalah Ideologi Jalan Tengah. Posisi tengahan ini antara lain dijelaskan oleh adanya nilai  keseimbangan antara orientasi ketuhanan dan kemanusiaan, dan keseimbangan pada orientasi kemanusiaan itu sendiri yaitu antara individualisme dan kolektifisme, yang bermuara pada pentingnya keadilan bagi semua.

"Jalan Tengah Pancasila menjelma pada paradigma politik yang menekankan permusyawaratan untuk adanya kesepakatan dan paradigma ekonomi yang tidak kapitalistik dan tidak sosialistik," tegas Din.

Menurut Din, wawasan jalan tengah ini sangat cocok buat peradaban dunia yang rusak dewasa ini lantaran terjebak ke dalam ekstrimisme. Sistem Dunia selama ini sangat berwajah antroposentristik, yakni menjadikan manusia sebagai pusat kesadaran, dan kurang berwajah teosentristik yaitu menjadikan Tuhan sebagai pusat kesadaran.

"Akibatnya, peradaban manusia sepi dari nilai-nilai etika dan moral, yang pada giliran berikutnya menciptakan berbagai bentuk ketiadaan damai, seperti kemiskinan, kebodohan, ketakadilan, kerusakan lingkungan hidup dan berbagai bentuk kekerasan," tambah Din.

Atas dasar itu, menurut Din, wawasan jalan tengah dapat menjadi solusi. Perlu ada perubahan distem dunia dan sistem-sistem turunannya ke arah yang berorientasi Jalan Tengah, yakni menekankan keseimbangan, keadilan dan kemaslahatan kemanusiaan.

"Kami menawarkan Prinsip Jalan Tengah dari Islam dan Pancasila sebagai ideologi baru dunia untuk adanya tatanan dunia baru yang berkemajuan, berkeadilan dan berkeadaban," pungkas Din.

Selama berada di Inggris, Din Syamsuddin menyempatkan diri untuk beraudiensi dengan Sekjen Persekutuan Gereja-gereja Anglican, Archbishop Josiah Atkins Idawu-Fearon di Keuskupan Cantenbury. Selain itu, sehari sebelumnya, Din sempat mengisi Sarasehan Mahasiswa Indonesia tentang Politik Ekonomi dan Deglobalisasi, dan Silaturahmi dengan Masyarakat Indonesia di Inggris yang keduanya bertempat di KBRI London. [san]

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya