Berita

Sri Mulyani Indrawati/Net

Bisnis

Semoga Ekonomi Tahun Depan Bisa Meroket Ya

Menkeu Sebut Ekspor & Investasi Meningkat
SELASA, 19 DESEMBER 2017 | 10:28 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim perekonomian Indonesia akan menunjukkan tren semakin baik di 2018. Investor pun diminta tidak ragu menanamkan investasinya di dalam negeri. Semoga ekonomi kita tahun depan bisa meroket ya.

Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan kuartal III-2017 naik ke level 5,06 persen dari sebelumnya 5,01 persen. Tidak hanya itu, untuk pertama kalinya pertumbuhan investasi juga meningkat di atas 7 persen.

Hal itu diungkapkan Menkeu di acara Investor Gathering 2017 yang dihelat Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.


Menurut bekas Direktur Bank Dunia itu, ekonomi global ke depan semakin baik dan ber­pengaruh ke ekonomi Indonesia. Investasi maupun ekspor juga meningkat cukup tajam. Mo­mentum ini harus terus dijaga karena untuk pertama kalinya ekspor double digit.

"Iklim perekonomian Indone­sia tahun depan bakal semakin baik untuk para investor mena­namkan modalnya di Indonesia," ujarnya.

Agar investor semakin yakin berinvestasi di Indonesia, senti­men positif tahun ini akan terus dipertahankan pada tahun depan. Pembangunan infrastruktur pun akan terus dilakukan.

"Momentum investasi dan ekspor kita jaga. Sentimen positif juga harus dijaga dengan Inflasi rendah, suku bunga tu­run," katanya.

Menurut dia, peningkatan iklim investasi pada tahun de­pan bisa dilihat dari beberapa indikator. Misalnya impor ba­han baku pendukung yang naik 15 persen dan meningkatnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (Pph).

Sampai tutup tahun nanti, Sri Mulyani berharap, pertumbuhan ekonomi tahun ini menyentuh angka 5,2 persen. Untuk men­capai itu, dibutuhkan peran dari seluruh stakeholder bukan hanya dari pemerintah, melainkan juga peran para investor.

"Meski begitu, untuk menca­pai asumsi pertumbuhan ekono­mi 5,2 persen di 2017 tidak mudah lantaran masih adanya bayangan risiko dari global. Seperti perubahan arah pereko­nomian China, hingga kebijakan proteksionisme, reformasi per­pajakan yang dilakukan Amerika Serikat (AS)," ujarnya.

Ia menyebut, risiko global yang masih membayangi ekonomi Indonesia juga berasal dari ekonomi negara-negara di daratan Eropa yang secara politik jauh dari stabil. Seperti halnya Jerman yang ekonominya stabil, namun sampai saat ini belum mampu membentuk pemerintahan yang baru pasca pemilu, serta Brexit (British Exit, cabutnya Inggris dari Uni Eropa) yang sudah terjadi.

"Maka mungkin dalam kami mengelola ekonomi ke depan, jadi kita lihat arah kebijakan di AS, Eropa, dan China. Kemen­keu (Kementerian Keuangan) juga akan perbaiki sistem in­formasi dan data dengan format konsolidasi," tegasnya.

Direktur Institute for Development of Economics and Fi­nance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, 2018 yang juga merupakan tahun politik, harus dijadikan momentum untuk memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Pemerintah harus bisa me­manfaatkan tahun depan untuk menggaet investor di berbagai sektor. Harus diakui, ekonomi kita belum tumbuh sesuai po­tensinya, sementara kompetisi semakin sengit," kata Enny.

Agar investor tidak khawatir dalam berinvestasi, saran Enny, seluruh pemangku kepentingan mesti semakin berhati-hati dalam membuat kebijakan ekonomi. Sebab, untuk menggaet investor dan menggenjot pertumbuhan ekonomi, tentu harus didukung oleh kebijakan yang memudah­kan investor dalam berusaha.

"Semoga tahun depan ekonomi kita bisa tumbuh tinggi," harapnya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya