Berita

Foto/Net

Bisnis

Senayan Khawatir Gas Melon Langka Seperti BBM Premium

Pertamina Mau Luncurkan Bright Gas 3 Kilo
SENIN, 18 DESEMBER 2017 | 10:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Legislator tidak keberatan dengan rencana Pertamina mengeluarkan produk baru, gas 3 kilogram non subsidi (bright gas), asalkan, perusahaan pelat merah tersebut tidak mengurangi pasokan gas melon.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu menyatakan tidak keberatan dengan ren­cana PT Pertamina (Persero) meluncurkan bright gas 3 kg. Namun dia mewanti-wanti Per­tamina agar tetap melaksanakan tanggung jawabnya memasok gas 3 kg bersubsidi (gas melon) dengan baik. Jangan sampai peluncuran bright gas untuk mengakali tingginya kebutuhan masyarakat mendapatkan gas murah. Dia tidak ingin gas 3 kg langka seperti bahan bakar minyak (BBM) jenis premium karena Pertamina meluncurkan pertalite.

"Kami sudah ngecek langsung ke lapangan, premium sering kosong. Karena tidak ada, langka, masyarakat akhirnya terpaksa membeli pertalite," terang Gus Irawan kepada Rakyat Merdeka, belum lama ini.


Gus menyebutkan tahun ini seharusnya Pertamina menyalur­kan BBM premium sebanyak kuota 12,5 miliar kiloliter (KL). Namun, Per Oktober, premium yang disalurkan baru 6 miliar KL. Artinya, 6 miliar KL belum disalurkan. Hal ini sama saja dengan Pertamina menahan hak rakyat. Seperti diketahui, Per­tamina mengaku rugi menjual BBM premium.

Selain menjamin pasokan, Gus meminta, Pertamina juga harus tetap mengawasi distri­busi gas melon. Jangan sam­pai peluncuran bright gas di­jadikan semacam kompensasi kegagalan melakukan penga­wasan. Menurutnya, penga­wasan terhadap penyimpangan gas melon harus ditingkatkan. Karena, kelangkaan gas di se­jumlah daerah belum lama ini antara lain disebabkan praktik pengoplosan.

"Kelangkaan gas kemarin bukan karena masyarakat panik karena dengar isu peluncuran bright gas, apalagi karena lon­jakan permintaan jelang Natal. Itu tidak masuk akal. Karena orang kecil itu umumnya hanya punya tabung gas 3 kg hanya satu. Kalau habis satu, kemudian baru beli lagi. Nggak ada rakyat kecil stok gas," cetusnya.

Anggota Komisi VII DPR lainnya, Kurtubi juga mewanti-wanti kinerja Pertamina mendis­tribusikan gas 3 kg bersubsidi tidak terpengaruh peluncuran bright gas.

"Mendistribusikan gas 3 kg merupakan penugasan negara dari hasil keputusan politik Pemerintah dan DPR, yang harus dilaksanakan," imbuhnya.

Namun demikian, Kurtubi mengaku, sejauh ini, pihaknya memadang positif rencana Per­tamina meluncurkan bright gas 3 kg. Menurutnya, peluncuran tersebut bertujuan untuk mem­fasilitasi masyarakat yang ingin menggunakan gas non subsidi hanya saja dengan harga yang lebih terjangkau. Karena, saat ini antara harga elpiji 12 kg dengan 3 kg terlalu jauh.

Dia menuturkan, DPR dan pemerintah setiap tahun me­netapkan jumlah subsidi gas. Bright gas bisa menjadi solusi ketika permintaan lebih tinggi dari jumlah yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebelumnya, Direktur Pe­masaran Pertamina Muchamad Iskandar memastikan pihaknya tidak mengurangi distribusi gas melon. Menurutnya, rencana Pertamina meluncurkan bright gas 3 kg sebagai alternatif untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gas.

Bright Gas Rp 33 Ribu

Pertamina berencana melun­curkan bright gas 3 kg pada pertengahan tahun depan. Produk ini akan tampil dengan kemasan yang lebih menarik daripada gas melon.

Senior Vice President (SVP) Non Fuel Marketing PT Pertamina, Basuki Trikora memproyeksi harga bright gas 3 kg Rp 33.000 per tabungnya.

"Saat ini kita masih sama, harga per satuan kilonya dengan Bright Gas 5,5 kg. Per kg Bright Gas itu Rp 10.000 sampai Rp 11.000," kata Basuki dalam jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Jumat (15/12).

Basuki menegaskan, pelun­curan bright gas bertujuan untuk membidik pangsa pasar kalangan mampu yang masih mengguna­kan gas melon.

"Distribusi gas 3 kg bersubsidi terbuka, konsumen non subsidi juga tetap saja boleh beli. Nah itu yang akan kita sasar," pung­kasnya.

Sebelum melakukan penjualan bright gas 3 kg, Pertamina be­rencana melakukan uji coba penjualan di Tangerang Selatan dengan menyasar 200 kepala keluarga (KK). Hal ini dilakukan untuk melihat perilaku kon­sumen apakah berminat membeli elpiji 3 kg non subsidi. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya