Berita

Ilustrasi/net

Kesehatan

Bio Farma Pastikan Stok Vaksin Difteri Cukup Hingga 2018

KAMIS, 14 DESEMBER 2017 | 18:37 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen vaksin, Bio Farma, memastikan semua kebutuhan vaksin untuk mengatasi wabah difteri akan terpenuhi sampai 2018.

Bio Farma siap mendukung program Outbreak Response Immunization (ORI) kejadian luar biasa (KLB) Difteri yang akan dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada Desember 2017, Januari 2018 dan Juli 2018.

Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan, vaksin yang dibutuhkan untuk memutuskan penularan dan menurunkan jumlah kasus difteri terdiri dari vaksin DT, Td, dan DTP-HB-Hib.


"Kami akan mempersiapkan tambahan stok vaksin yang mengandung komponen difteri untuk ORI Desember 2017 sebanyak 35 ribu vial vaksin DT 10ds dan 102 ribu vial vaksin Td 10ds," ujar Bambang kepada wartawan di Bandung, dikutip dari RMOL Jabar, Kamis (14/12).

Untuk persediaan tahun 2018 di luar pembelian rutin pemerintah untuk program imunisasi nasional, Bio Farma akan menambahkan pasokan vaksin komponen difteri, masing-masing sebanyak 1,2 juta vial vaksin DT 10ds, 7 juta vial vaksin Td 10ds dan 4 juta vial vaksin DTP-Hb-Hib.

"Total kebutuhan pemerintah untuk program ORI pada bulan Desember 2017 sebanyak 130 ribu vial vaksin DT 10ds, 760 vial vaksin Td dan 1,4 juta vial vaksin DTP-Hb-Hib. Dari jumlah tersebut terdapat tambahan vaksin dari Bio Farma masing-masing 35 ribu vial vaksin DT 10ds dan 102 ribu vial vaksin Td 10ds. Sedangkan untuk vaksin DTP-HB-Hib, stok pemerintah masih mencukupi," ucap Bambang merinci.

Bambang menambahkan, untuk kebutuhan ORI tahun 2018, Bio Farma akan menyediakan vaksin DT 10ds sebanyak 1,2 juta vial, Vaksin Td10 ds sebanyak 7 juta dosis dan DTP-Hb-Hib sebanyak 4,5 juta dosis. Jumlah tersebut di luar kebutuhan program imunisasi rutin pemerintah

Berkaitan dengan pengobatan pasien difteri yang menggunakan Anti Difteri Serum (ADS), Bio Farma akan memberikan bantuan sebanyak 700 vial untuk Kementerian Kesehatan, yang diimpor dari India.

Sejauh ini, ADS adalah obat difteri yang paling efektif. Sayangnya, keberadaan ADS masih langka. Pemberiannya pun harus dipastikan kepada pasien yang benar-benar positif difteri.

Pengadaan ADS yang diimpor berkaitan dengan peningkatan dan pengembangan kapasitas ADS produksi di Bio Farma, sehingga kapasitas produksi belum dapat menghasilkan secara penuh. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya