Berita

Ilsutrasi/Net

Bisnis

Kelangkaan Elpiji Bisa Bikin Ekonomi Masyarakat Turun

KAMIS, 14 DESEMBER 2017 | 01:31 WIB | LAPORAN:

Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram yang terjadi di beberapa daerah harus disikapi serius. Sebab, masalah itu menyangkut nasib rakyat kecil. Jika berlarut-larut, kelangkaan juga bisa membuat ekonomi masyarakat menurun.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron mengemukakan, kelangkaan yang terjadi sekarang bukan ujung masalah. Sebab, ada potensi penimbunan gas elpiji tersebut oleh pihak-pihak tertentu yang ingin meraup untung besar di tengah keresahan masyarakat. Potensi ini harus diantisipasi agar rakyat kecil tidak menjadi korban.

"Indikasi penimbunan bisa saja terjadi. Saya meminta pengawasan diperketat. Kalau ditemukan ada penimbunan, pelakunya diberi sanksi keras," ucap politisi Partai Demokrat ini.


Untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi, Herman mengharapkan Pertamina terus melakukan operasi pasar. Dengan begitu, rakyat kecil tidak lagi kesulitan dalam mendapatkan gas.

Herman juga meminta Kementerian ESDM dan Pertamina membuat skema yang tepat dalam penyaluran. Sebab, ketersediaan elpiji bersubsidi jauh di bawah kebutuhan. Perlu ada pengaturan segmentasi yang mumpuni. Kalau perlu dilakukan pembatasan. Tujuannya agar gas tersebut benar-benar sampai pada masyarakat yang membutuhkan.

"Sampai hari ini, penyaluran oleh Pertamina sudah melampaui quota subsidi. Sampai Desember, kemungkinan bertambah (melampaui quota)," papar Herman.

Anggota Komisi VI DPR Bambang Haryo mengingatkan, kelangkaan gas elpiji 3 kilogam bukan hanya berdampak pada rumah tangga miskin. Kelangkaan juga berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Sebab, mayoritas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menggunakan gas tersebut.

"Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dapat membuat pertumbuhan ekonomi ini menurun. Sebab, elpiji elpiji kilogam banyak sekali digunakan untuk kepentingan UMKM yang ada di Indonesia," ucap politisi Demokrat itu.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya