Berita

Politik

Janji Ekonomi Jokowi Jauh Dari Panggang Api

SELASA, 12 DESEMBER 2017 | 23:17 WIB | LAPORAN:

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintah. Dalam hal ini pemerintahan Jokowi-JK.

Pasalnya menurut dia, evaluasi kinerja pemerintah, terlebih evaluasi akhir tahun merupakan bagian dari kewajiban parlemen secara konstitusional untuk melakukan kontrol dan perbaikan dari kinerja pemerintah itu sendiri.

"Jadi bukan karena PKS sebagai oposisi tapi kewajiban parlemen yang fundamental yang diamanahkan dalam konstitusi," tegasnya dalam keterangan pers, Selasa (12/12).

Evaluasi anggota, fraksi maupun institusi DPR RI atas kinerja pemerintah menurut dia sangatlah penting bagi perbaikan kinerja pemerintah. Pasalnya, hasil dari evaluasi itu nanti dapat dijadikan sebagai masukan alias kritik membangun bagi pemerintah.

"Kita harapkan dapat menjadi masukan perbaikan kinerja pemerintah untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat," harapnya.

Lebih lanjut kata Jazuli, kinerja pemerintah saat ini sesungguhnya bisa dibilang masih "jauh panggang dari api". Hal itu menurutnya karena pada awal pemerintahannya, Jokowi-JK kerap memberikan harapan dan optimisme bahwa ekonomi akan meroket di tahun kedua dan seterusnya.

Diakuinya ada capaian positif oleh Jokowi-JK. Diantaranya percepatan pembangunan infrastruktur. Namun kata dia hal itu tak boleh mengesampingkan pada rendahnya capaian ekonomi secara umum. Terutama dalam aspek fundamental kesejahteraan rakyat.

Ada beberapa janji Jokowi-JK yang menurutnya sangat jauh dari janji politiknya. Pertama yakni ekonomi Indonesia belum menunjukkan perkembangan menggembirakan. Dimana pertumbuhan ekonomi masih bergerak rata-rata di bawah 5 persen per tahun.

"Angka tersebut jauh dari target pemerintah, dalam RPJMN 2015-2019 sebesar 7 persen per tahun," sesalnya.

Kedua, tambahnya, kurang maksimalnya pertumbuhan ekonomi, pada gilirannya memengaruhi kemampuan pemerintah menekan persoalan sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin pun melonjak pada Maret 2017.

"Sebagian besar tenaga kerja bekerja di sektor-sektor yang rendah dalam tingkat pendidikan, produktivitas dan upah. Sehingga, relatif sulit menekan ketimpangan pendapatan," tandasnya.

Ketiga, tambahnya, pertumbuhan ekonomi yang rendah, diikuti dengan perlambatan peranan sektor-sektor penyerap tenaga kerja seperti sektor pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan.

"Peranan sektor tradable terhadap pertumbuhan ekonomi semakin menurun karena minimnya stimulus pemerintah, baik segi pembiayaan maupun nonpembiayaan," urainya.

Keempat, pemerintah belum berhasil menaikan posisi daya saing ekonomi nasional secara signifikan, sehingga realisasi investasi bergerak lamban. Kelima, Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat.

"Satu yang paling nyata adalah penaikan harga-harga barang-barang yang diatur pemerintah, seperti BBM, listrik, dan biaya-biaya administrasi seperti pengurusan STNK, dan biaya-biaya lain termasuk kebijakan perpajakan yang memberatkan," ungkapnya.

Akibatnya dari kebijakan yang tidak pro rakyat itu, kata dia ekonomi masyarakat pun tergerus oleh inflasi, terutama penduduk 40 persen terbawah. Sementara itu penduduk ekonomi menengah mulai menahan belanja, yang tergambar dari lonjakan simpanan di sektor perbankan.

Keenam, sektor fiskal turut memunculkan kekhawatiran, karena tingginya defisit. Padahal, Indonesia baru saja memeroleh investment grade sebagai apresiasi terhadap pengelolaan fiskal sehat. Tantangan sektor fiskal mengarah pada sulitnya menggenjot pendapatan di tengah-tengah belanja yang terus melonjak. Hal ini menyebabkan kenaikan utang yang cukup tinggi, sehingga membebani keuangan pemerintah ke depan.

"Fraksi PKS berharap di sisa pemerintahan Jokowi-JK yang tinggal dua tahun akan ada perbaikan signifikan," pungkas Anggota Komisi I DPR RI ini. [sam]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya