Berita

Mahmoud Abbas/Reuters

Dunia

Soal Pengakuan Yerusalem, Hamas Dorong Intifada, Fatah Pilih Cara Diplomatik

JUMAT, 08 DESEMBER 2017 | 09:27 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kelompok islam Hamas yang berbasis di jalur Gaza mendesak warga Palestina untuk meninggalkan usaha perdamaian dan melancarkan pemberontakan baru melawan Israel dalam menanggapi pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Yerusalam sebagai ibukota Israel.

Faksi Palestina itu menyerukan "Hari Kemarahan" pada hari Jumat ini dan gelombang protes di Tepi Barat dan Gaza pada hari Kamis membawa bentrokan antara orang-orang Palestina dan tentara Israel. Sedikitnya 31 orang terluka oleh tembakan senjata Israel dan peluru karet.

Militer Israel mengatakan sebuah pesawat terbang dan sebuah tank telah menargetkan dua pos milik militan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas setelah tiga roket diluncurkan ke Israel.


Trump diketahui membalikkan kebijakan Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal itu membuat marah dunia Arab dan mengganggu sekutu Barat.

Status Yerusalem, yang merupakan tempat tinggal yang dianggap suci bagi umat Islam, Yahudi dan Kristen, merupakan salah satu hambatan terbesar dalam kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

"Kita harus meminta dan kita harus bekerja untuk meluncurkan sebuah intifada (perlawanan Palestina) dalam menghadapi musuh Zionis," kata pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan dalam sebuah pidato di Gaza seperti dimuat Reuters pekan ini.

Di sisi lain Palestina, Naser Al-Qidwa, seorang pembantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang didukung Barat dan pejabat senior di partai Fatah-nya, mendesak warga Palestina untuk melakukan demonstrasi damai.

Abbas pada hari Kamis bertemu dengan Raja Yordania Abdullah, yang dinastinya adalah penjaga kastil tempat suci Yerusalem untuk membahas situasi tersebut.

Abbas juga berusaha untuk melakukan demonstrasi melalui cara diplomatik, dengan mengajukan keluhan ke Dewan Keamanan PBB dan mendorong pendirian yang kuat oleh Liga Arab.

Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukota abadi dan tak terpisahkan. Warga Palestina menginginkan ibu kota negara merdeka untuk berada di sektor timur kota, yang diduduki Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui secara internasional. Tidak ada negara lain yang memiliki kedutaan besarnya di sana. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya