Berita

Foto/Net

Nusantara

Ngumpul Di Bogor, Kiai & Nyai Bahas Persoalan Bangsa

RABU, 06 DESEMBER 2017 | 08:45 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Peran penting pesantren dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, termasuk radikalisme agama mencoba diperkuat oleh Pusat Studi Pesantren (PSP) melalui kegiatan Halaqah Kiai dan Nyai, Senin-Rabu (4-6 Desember) di Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan kali kedua bertema "Jihad Pesantren Berbasis Literasi: Ikhtiar Menangkal Radikalisme Beragama" ini diikuti oleh sekitar 50 kiai dan nyai pimpinan dan pengasuh pondok pesantren dari berbagai daerah.

Direktur Pusat Studi Pesantren Achmad Ubaidillah mengatakan, ikhtiar yang dilakukannya ini merupakan usaha menjalin jar­ingan dan konsolidasi lintas pe­santren untuk mewujudkan tujuan bersama dalam meningkatkan literasi pesantren sebagai upaya menangkal radikalisme agama.


"Tantangan pesantren di era teknologi tidaklah mudah meng­ingat propaganda radikal saat ini memanfaatkan berbagai ruang media digital," ujar Ubaidillah yang berasal dari keluarga besar Pesantren Al-Falak Pagentongan, Loji, Kota Bogor.

Upaya literasi pesantren, sam­bungnya, sudah dilakukan oleh Pusat Studi Pesantren ke ber­bagai daerah. PSP sudah kelil­ing ke delapan provinsi untuk meningkatkan penguatan literasi pesantren di era digital.

"Saat ini kami sudah memiliki sekitar 600 kader," jelasnya.

Ubaidillah menilai, halaqah para kiai dan nyai ini penting sebagai wujud meneruskan per­juangan para ulama pendahulu. Menurutnya, dahulu para ulama tidak berhenti memperkuat kon­solidasi dalam menghadapi sekaligus mencari solusi atas problem bangsa dan negara.

"Perjumpaan para ulama pe­santren seperti Syekh Nawawi Al-Bantani, KH Hasyim Asy'ari adalah usaha memperkuat per­juangan," ungkapnya.

Dalam meniti perjuangannya saat ini, Ubaidillah mengaku terinspirasi dari kakek buyutnya, KH Tubagus Muhammad Falak, ulama kharis­matik kelahiran Pandeglang dan pendiri NU di Bogor.

"Halaqah ini merupakan upaya rekontekstualisasi perjumpaan para kiai," terangnya.

Menurut Ubaidillah, pimpinan elit agama, termasuk kiai sebagai pengasuh, dai, pimpinan organ­isasi sosial keagamaan, maupun pimpinan politik yang berbasis agama, memegang kunci penting ke mana layar akan berkembang dan ke mana biduk agama akan dibawa.

"Ke arah konsensus dan kom­promi yang mengarah ke kesejukan dan perdamaian, atau ke arah pertentangan, mutual distrust, konflik, dan kekerasan," tandasnya.

Dalam halaqah ini, PSP membahas lima materi penting. Pertama, Seluk Beluk Terorisme: The Untold Story yang dib­awakan oleh Ustadz Sofyan Tsauri. Kedua, Pemaknaan Ayat-Ayat Jihad dalam Konteks Keindonesiaan dan Kemanusiaan yang diisi oleh KH Ahmad Ishomuddin.

Ketiga, Jihad Pesantren Berbasis Literasi yang disampai­kan Nyai Fadhilah Khunaini. Keempat, Membendung Arus Ekstremisme di Indonesia. Kelima, Integrasi Pesantren dan Masyarakat: Khittah Berdirinya Pesantren yang dibawakan oleh Kiai Abdullah Syam. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya