Untuk mencegah terjadinya kekurangan pupuk subsidi selama
musim tanam, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperketat pengawasan
proses distribusi nasional.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia
(Persero), Aas Asikin Idat mengatakan, fokus pengawasan yaitu memonitor
ketersediaan stok pada gudang distributor.
"Kami meningkatkan
pengawasan terhadap penyaluran pupuk subsidi untuk mencegah kekurangan
stok. Sekaligus untuk memastikan penyaluran pupuk betul-betul sampai ke
petani," kata Aas dalam acara Temu Distributor wilayah Sulawesi Selatan
di Makassar, akhir pekan lalu.
Dalam mengamankan pendistribusian
pupuk bersubsidi dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan di tingkat
petani, Pupuk Indonesia juga telah menugaskan PT Pupuk Kalimantan Timur
dan PT Petrokimia Gresik untuk menyiapkan stok di atas ketentuan.
"Pupuk Indonesia menyiapkan stok musim tanam untuk kebutuhan 5-6 minggu ke depan," kata Aas.
Selain
itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para bupati dan kepala
dinas agar Surat Keputusan (SK) realokasi kuota pupuk bersubsidi bisa
diterbitkan sehingga tambahan kuota pupuk bisa disalurkan.
Aas
berpesan kepada distributor dan pengecer untuk memperhatikan dan
mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. "Distributor dan pengecer
harus memenuhi kebutuhan pupuk di masa tanam secara tepat dan benar,"
ujarnya.
Hingga 21 November 2017 ini stok pupuk nasional di lini
III-IV Urea sebesar 438.098 ton, stok NPK sebesar 290.030 ton, stok
SP-36 sebesar 134.638 ton, ZA sebesar 70.125 ton dan organik sebesar
52.348 ton.
Sampai dengan 17 November 2017 Pupuk Indonesia telah
menyalurkan pupuk untuk sektor tanaman pangan secara nasional sebesar
7.721.789 ton. Rincian penyaluran tersebut untuk Urea sebesar 3.409.704
ton, NPK sebesar 2.141.612 ton, SP-36 sebesar 735.442 ton, ZA sebesar
859.481 ton dan Organik sebesar 575.551 ton.
Untuk Provinsi
Sulawesi Selatan, sampai dengan 17 November 2017, Pupuk Indonesia telah
menyalurkan urea bersubsidi sejumlah 264.601 ton dari alokasi 2017
sebesar 298.684 ton, NPK 109.372 ton, SP-36 sebesar 42.762 ton, ZA
sebesar 56.055 ton dan Organik sebesar 10.109 ton.
[wid]