Berita

Foto/Net

Nusantara

Korban Sandera KKB Papua Alami Kecemasan Berlebihan

SABTU, 25 NOVEMBER 2017 | 15:52 WIB | LAPORAN:

. Hasil rapid assessment yang dilakukan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial menunjukkan bahwa para penyintas mengalami cemas dan rasa takut berlebihan.

"Anak-anak ketakutan mendengar suara keras seperti suara teriakan, dan mereka akan segera berlari," ujar Koordinator LDP Milly Mildawati di tempat pengungsian Eme Neme Yauware, Mimika, Papua, Sabtu (25/11).

Pengalaman yang dialami anak-anak selama penyanderaan, diantaranya ketakutan mendengar suara tembakan, kekurangan pasokan makan karena akses keluar masuk desa dijaga oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).


Sedikitnya ada 1.300 orang dari dua desa, yakni Desa Kimbely dan Desa Banti, Kecamatan Tembagapura, Mimika, dilarang keluar dari kampung itu oleh kelompok kriminal bersenjata, sejak Kamis (9/11).

Setelah aparat TNI dan Polri berhasil mengevakuasi warga dari Kampung Banti dan Kimbeli di Distrik Tembagapura, Kementerian Sosial segera menurunkan Tim LDP ke lokasi pengungsian untuk melakukan pendampingan kepada korban penyanderaan.

Tim LDP terdiri dari Tim Kementerian Sosial RI, Sakti Peksos Mimika, Guru, Relawan 1000 guru untuk Papua, Pramuka, PMI, Tagana dan Relawan Pekerja Sosial.

"Setelah dilakukan LDP, warga merasa tenang di pengungsian, setelah sebelumnya selalu merasa ketakutan dalam masa penyanderaan," ujar Milly.

Dia menjelaskan, kebutuhan makan juga akhirnya tercukupi setelah selama hampir dua minggu kekurangan makan karena akses keluar masuk desa dijaga oleh Kelompok Bersenjata.

Untuk pemenuhan kebutuhan makan, disesuaikan dengan kebiasaan makan sehari-hari di pegunungan, seperti ubi-ubian, ayam dan lalapan.

Warlex (9 tahun) merasa senang dapat mengungkapkan perasaanya. "Saya sangat gembira bisa menulis apa yang saya rasakan. Saya ingin segera pulang ke rumah agar bisa main bola dengan teman-teman,” ungkapnya.

Upacara bakar batu yang merupakan kearifan lokal dilakukan sebagai simbol rasa syukur dari penerimaan masyarakat Timika terhadap penyintas yang berasal dari Desa Banti dan Kimbeli.

"Kegiatan diikuti oleh semua Penyintas dan bisa mengurangi kecemasan dan ketakutan mereka, dan juga memberikan rasa tenang karena sudah secara adat diterima oleh masyarakat Timika," pungkas Milly. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya