Berita

Joko Widodo/net

Politik

Pak Jokowi Mau Masuk Golkar Atau Tidak?

SABTU, 25 NOVEMBER 2017 | 13:38 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Pasca penahanan Setya Novanto oleh KPK, wacana yang mendorong Presiden Joko Widodo mengambil alih kursi Ketua Umum Partai Golkar mulai berhembus.

Hal itu karena realitas politik menunjukkan bahwa Jokowi memerlukan peran Golkar sebagai teman politik yang bisa diandalkan untuk memenangkan Pilpres 2019.

Selain itu, Jokowi tidak bisa hanya bergantung pada kekuatan PDIP untuk memenangkan kompetisi 2019 yang diprediksi akan berlangsung amat ketat.


Menanggapi itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Sarmuji, mengakui bahwa tokoh dari luar Golkar bisa diusulkan untuk menjabat ketua umum.

Apalagi, selama ini partai beringin memiliki kedekatan dengan Jokowi yang ditunjukkan lewat dukungan politik untuk Pilpres 2019.

"Tentu bisa kalau Jokowi jadi kader Golkar lebih dulu. Lebih baik tanyakan ke Pak Jokowi mau masuk Golkar atau tidak," kata Sarmuji usai diskusi "Beringin Diterpa Angin" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11).

Di tempat yang sama, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai peluang Jokowi memimpin Golkar bisa terbuka karena politik tidak bersifat absolut. Dalam politik selalu terbuka opsi-opsi.

"Tetapi harus ikut aturan main," ucap Siti.

Senada dengan Sarmuji, Siti Zuhro menyarankan Jokowi mau melewati mekanisme yang ada di Partai Golkar jika memang berniat memimpin Golkar untuk mengamankan langkahnya di 2019.

"Tidak bisa ujug-ujug langsung ditancapkan sebagai Ketua Umum, kecuali Jokowi sudah menjadi kader," terang Zuhro.

Kemarin, analis politik, Pangi Syarwi Chaniago, menyebut kriteria utama dari calon pengganti Novanto adalah orang yang benar-benar bersih dari segala persepsi buruk publik, terutama dalam isu korupsi.

Kriteria utamanya tentu yang bersih, karena Golkar hari ini kan hantamannya adalah kasus korupsi oleh ketua umumnya," ujar Pangi dalam diskusi bertajuk "Siapa Pantas Mengisi Kursi Ketua DPR" di Bale Soto, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (34/11).

Karena itu, ia tidak menepis peluang Jokowi untuk menggantikan Novanto. Jokowi yang terkenal bersih, di samping catatan langkah politiknya yang selalu menghasilkan kemenangan, bisa menjadi kunci penyelamat Golkar. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya