Berita

Net

Nusantara

Tingginya Pertumbuhan Penduduk Timbulkan Masalah Pangan

SELASA, 21 NOVEMBER 2017 | 15:58 WIB | LAPORAN:

Tingginya pertumbuhan jumlah penduduk menjadi masalah bagi penyediaan pangan di Indonesia. Otomatis hal itu membuat perubahan pola, tingkat penyediaan serta konsumsi pangan, termasuk akses pangan.

"Dengan tingginya pertambahan jumlah penduduk ini tentunya membutuhkan strategi dalam mengatasi persoalan pangan," kata Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba dalam rangka pengawasan UU 18/2012 tentang Pangan di Padang, Sumatera Barat, Selasa (20/11).

Parlindungan menilai, selama ini, Indonesia mengandalkan impor pangan dari luar. Di mana, impor beras diperbolehkan jika cadangan nasional tidak mencukupi.


"Tapi sampai kapan kita harus impor," ujarnya.

Menurut Parlindungan, ada beberapa persoalan pangan di Indonesia. Pertama, tentang konsep kedaulatan pangan dan ketahanan yang seolah digabung dalam UU Pangan, padahal keduanya memiliki konsep yang berbeda.

"Masalahnya, konsep ketahanan pangan tidak mempersoalkan dari mana pangan tersebut dihasilkan atau dengan cara apa pangan tersebut dihasilkan," jelasnya.

Persoalan kedua, masih carut-marutnya data pangan yang tersedia. Pada 2016 lalu, terdapat perbedaan data konsumsi beras antara Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Pemerintah menyatakan angka konsumsi 139,15 kilogram per kapita per tahun sedangkan prognosa BKP 124,89 kilogram per kapita per tahun. Hal ini menyebabkan kebijakan antar kementerian tidak terkoordinasi dengan baik," tutur Parlindungan.

Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumbar Efendi menambahkan, untuk jumlah produksi bawang merah di Sumbar terbesar se-Sumatera. Namun harga bawang merah sering bergejolak.

"Ternyata empat bulan lalu mengalami penurunan harga yang drastis sehingga petani bawang mengalami keresahan," ujarnya.

Menurut Efendi, di Sumbar juga kebanjiran bawang merah dan cabai dari Jawa Tengah. Pasalnya, harga bawang dan cabai lebih murah dibandingkan dari Sumbar.

"Akibatnya petani kita mengalami kerugian," imbuhnya. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya