Berita

TB Hasanuddin

Pertahanan

TB Hasanuddin: Entah KKB Atau OPM, Mereka Tetap Harus Dikejar

Jangan Ada Lagi Perdebatan
SABTU, 18 NOVEMBER 2017 | 08:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Entah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM), tetap saja mereka yang menyandera ratusan hingga ribuan warga di Tembagapura harus dikejar sampai dapat.

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin atau TBH, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/11).

Dia mengakui, ada beberapa versi mengenai kelompok bersenjata penyandera warga di Desa Banti dan Kimbely, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

"Ada banyak orang menyatakan KKB, itu untuk kepentingan penindakan. Kemudian ada yang mengatakan bahwa itu adalah KKB yang diindikasikan adalah OPM. Tapi kalau saya cenderung mereka (penyandera) adalah kelompok bersenjata liar yang terindikasi punya nuansa politik," terang mantan Sekretaris Militer Presiden ini.

Dia yakin, kelompok penyandera itu bernuansa separatisme. Bisa bercita-cita menjadi separatis, atau sudah menjadi separatis.

"Saya simpulkan saja mereka OPM," tegas TBH.

Ada alasan dari penyebutan itu. TBH menilai, motif  penyanderaan bukan sekadar untuk mendapatkan uang.

"Kayaknya enggak mungkin motif uang, kalau menyandera dengan tujuan uang itu biasanya menyandera kelompok kecil atau pejabat dengan permintaan tebusan," jelasnya.

"Kalau motif mereka itu, seperti ini mengepung kampung, menyandera ratusan orang pasti motifnya politik," jelasnya.

TBH tegaskan, yang memiliki motif politik pastilah OPM. Tetapi, apapun itu, apakah KKB yang ditindaklanjuti lewat pendekatan hukum karena dianggap kriminal maupun OPM yang ingin mendirikan negara sendiri, para penyandera harus dikejar sampai dapat.

"Ya, tindaklah. Enggak bisa satu dua orang atau berkelompok dengan senjata militer dibiarkan saja. Kejar terus, dengan alasan apapun baik dia KKB ataupun OPM, karena dia bersenjata. Walaupun mereka orang baik, tetap saja bersenjata," tegas petinggi PDI Perjuangan ini.

Dia berharap tidak ada lagi perdebatan mengenai penyebutan atas kelompok bersenjata itu.

"Semua punya data, polisi bisa masuk dan TNI punya data juga. Tindak saja, karena TNI dan Polri punya alasan masing-masing yang saling menguatkan," pinta TBH. [ald]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Ekspor Pasir Laut Ancam Kedaulatan Maritim Indonesia

Rabu, 18 September 2024 | 05:31

Lancarkan Transisi Pemerintahan, Airlangga Fokus Selesaikan Sejumlah PR

Rabu, 18 September 2024 | 05:04

Ngaku Jadi Warga Brunei, Seorang Pria Tipu Korban Hingga Ratusan Juta

Rabu, 18 September 2024 | 04:04

Belum Ada SPDP, Proses Hukum Tersangka ASDP Tidak Sah

Rabu, 18 September 2024 | 03:31

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Keselamatan Penerbangan di Bandara IKN Harus Diutamakan

Rabu, 18 September 2024 | 02:41

Kaesang di KPK

Rabu, 18 September 2024 | 02:18

DPR Dorong Kerja Sama Intensif RI-Serbia

Rabu, 18 September 2024 | 01:43

Penjualan E-Materai Melonjak 10 Kali Lipat Selama Pendaftaran CPNS 2024

Rabu, 18 September 2024 | 01:15

Penanganan Dugaan Gratifikasi Bobby Nasution Jalan di Tempat

Rabu, 18 September 2024 | 00:59

Selengkapnya