Berita

Joko Widodo dan Luhut Pandjaitan/net

Politik

Setya Novanto Bikin Gaduh, Jokowi Dan Luhut Jangan Cuci Tangan

JUMAT, 17 NOVEMBER 2017 | 18:48 WIB | LAPORAN:

Pihak Istana Negara adalah kekuatan yang melakukan intervensi dan memuluskan jalan Setya Novanto untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar pada 2016.

Kemunculan Novanto tidak lepas dari intervensi Istana melalui penciptaan konflik di internal partai berlambang beringin itu. Demikian dikatakan Ketua Progres 98, Faizal Assegaf.

Ia menjelaskan, politikus senior Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan (sekarang menjabat Menko Maritim), "bermain" di Munaslub Golkar 2016 untuk memuluskan jalan bagi Setnov. Diduga Luhut bertindak atas arahan Presiden Joko Widodo. Hasilnya, konflik internal Golkar yang berlarut-larut seketika berakhir.


"Jokowi dan Luhut berhasil membuat Setnov bagai kambing yang terikat di pagar Istana, manut dan tidak berdaya. Hasilnya Golkar dibuat berkhianat pada Prabowo Subianto, keluar dari Koalisi Merah Putih. Tak hanya itu, Golkar dipaksa untuk mendukung penista Al Quran, Ahok, di Pilgub DKI Jakarta," urai Faizal, dalam keterangan tertulis.

Hasil dari itu semua adalah membuat Golkar tersandera dan kian terpuruk, diobrak-abrik oleh pihak Istana dan KPK melalui kasus korupsi Setya Novanto. Menurut Faizal, amat lucu bila partai yang punya segudang pengalaman berpolitik justru merelakan organisasinya dihancurkan tanpa ada perlawanan.

Melihat kekacauan akibat ulah Setya Novanto yang terjadi akhir-akhir ini, dia mendesak Presiden Joko Widodo dan Luhut Pandjaitan bertanggung jawab karena mereka terlibat memunculkan Setya Novanto menjadi Ketua Umum Golkar.

"Jokowi dan Luhut tidak boleh cuci tangan, sebab sejak awal mereka tahu bahwa Setnov terlibat serangkaian kasus korupsi. Dan ihwal itulah yang digunakan sebagai pintu masuk mengobok-obok Golkar," katanya.

Faizal yakin, "kezaliman" tersebut tidak hanya dilakukan penguasa terhadap Partai Golkar, tetapi juga Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menuai nasib serupa. Ia menyarankan dua Parpol itu berani mengambil sikap tegas untuk lepas dari koalisi pendukung pemerintah.

"Termasuk posisi PDIP yang makin cemas dengan pengkhianatan Jokowi dan Luhut kepada Setnov. Politik licik itu bisa jadi menyapa Megawati yang diduga terlibat dalam skandal BLBI," sindir Faizal. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya