Gedung anggota dewan terbakar, kemarin. Untungnya, kebakaran yang melanda lantai dua Gedung Nusantara III DPR/MPR, Senayan itu tak menyebabkan korban jiwa. Di linimasa berita ini ditanggapi beragam. Ada yang bertanya-tanya, pertanda apakah itu?
Kebakaran diketahui berasal dari uang Air Handling Unit (AHU) di Gedung Nusantara III. Kejadian berlangsung sekitar pukul 10.48 WIB. Sebelum petugas pemadam kebakaran tiba, upaya pemadaman dilakukan pasukan pengamanan dalam (Pamdal) dan staf Kesetjenan DPR. Petugas memecahkan kaca agar bisa masuk ke ruangan untuk memadamkan api.
Pamdal bolak-balik bawa alat pemadam api ringan (APAR) ke ruangan yang terdapat sumber api. Asap keluar dari ruangan. Sirine darurat penanda kebakaran meraung-raung sampai dua kali. Pegawai Kesetjenan DPR panik keluar berhamburan. Sekitar pukul 11.20 WIB, sejumlah mobil damkar mulai tiba.
Untuk diketahui, ruang AHU ini menjadi satu dengan ruang Pokja Sipil DPR. Ruangan itu tepat di bawah tempat para pimpinan DPR ngantor, yakni lantai tiga Nusantara III DPR. Mereka adalah Ketua DPR Setya Novanto dan 4 wakilnya Fadli Zon, Fahri Hamzah, Agus Hermanto serta Taufik Kurniawan.
Saat kejadian berlangsung, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto sedang berada di ruangannya. Politisi Partai Demokrat ini bercerita, saat mendengar bunyi alarm kebakaran yang pertama, dia sempat bertanya kepada stafnya. Tetapi stafnya menjawab itu bunyi alarm percobaan. Ketika itu kepulan asap belum memenuhi ruangannya. Saat alarm kebakaran berbunyi kedua kali, barulah teknisi mengatakan kepada Agus, benar terjadi kebakaran. Agus yang menjadi satu-satunya pimpinan DPR yang ngantor lantas bergegas menyelamatkan diri. "Saya kan di lantai tiga, pimpinan di lantai tiga turun akhirnya. Di sana ada asap, sirine bunyi, terus kami turun," cerita Agus kepada wartawan setelah kejadian.
Menurut Agus, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik di dalam kotak AHU yang ada di ruangan tersebut. Agus juga mengkonfirmasi, tidak ada dokumen-dokumen penting yang terbakar karena itu ruangan teknisi.
Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat Hardisiswan mengungkapkan, pihaknya mengerahkan 12 mobil damkar. Pemadaman berlangsung selama satu jam dengan mengerahkan sekitar 50 personel pemadam kebarakan. Dugaan awal, kebakaran berawal dari percikan api dari atap gedung di lantai 2. "Pembungkus AC-nya terbakar, kemungkinan korsleting listrik," ujarnya.
Sementara, Plt Sekjen DPR Damayanti memastikan ruangan yang terbakar di Gedung Nusantara III DPR adalah ruang Pokja Sipil yang didalamnya terdapat ruangan AHU. "Yang kami rasakan asap dari APAR, kami memang jor sama APAR supaya melindungi kiri-kanan supaya api tidak membesar. Belum bisa menaksir total kerugian akibat kebakaran. Nanti yang menaksir dari Deputi Administrasi," ungkap Damayanti.
Di Twitter, berita ini ditanggapi beragam. Ada uang menebak-nebak dan membaca pertanda, banyak pula yang nyinyir dengan kejadian ini. Akun @ Shumartweet1 bertanya. "Gedungnya dah kebakar nih. Pertanda apa yah?" cuit dia dijawab @BebyCan1o. "Kebakaran di Gedung DPR mungkin disengaja biar bisa direnovasi pinginnya sih gedung baru. Jangan mentingin kalian liat hasil kerja dulu, udah bener apa belum," kicaunya. Akun @bhi3sma menimpali. "Yang niat minta gedung baru harus terlaksana apapun caranya," cuit dia disambut @Rudy_Remisilado. "Hore. Permintaan gedung baru akhirnya terealisasi." Akun @unagi_inuu ikutan komentar. "Hehehe mirip sabotase pasar kalau mau dibangun, dibakar dulu," cuitnya.
Akun @RoellyRosuli menyindir. "Penyebabnya pasti apa, butuh siraman air karena isinya panas terus," kicaunya disambut @Fery. ***