PT Medco Energi InternaÂtional Tbk (MedcoEnergi) menargetkan sampai dengan akhir tahun rata-rata produksi minyak dan gas akan terÂjaga di angka 85 ribu-87 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Kontribusi terbesar berasal dari Lapangan South Natuna Sea Block B sebesar 60,8 ribu BOEPD.
Direktur Operasi Medco Energi Ronald Gunawan meÂnyatakan, posisi saat ini sudah mencapai 85 ribu BOEPD. "Kontribusi terbesar sekarang dari Natuna," kata Ronald di Jakarta, kemarin.
Selain dari South Natuna Sea Block B, Ronald juga menambahkan, Blok Senoro dan Blok South Sumatera juga berkontribusi dalam produksi perusahaan secara keseluruÂhan. Pada Blok South SumatÂera, Medco berhasil menjaga penurunan produksi sehingga produksinya masih sesuai dengan rencana.
Hingga semester I-2017, produksi migas di Blok South Natuna Sea Block B mencapai 60,8 ribu BOEPD. Sementara untuk produksi migas di Blok South Sumatera sebesar 18,4 ribu BOEPD, dan produksi gas di Blok Senoro lebih dari 307
Million Standard Cubic Feet Per Day (MMSCFD). Rata-rata produksi migas mencapai 89,9 ribu BOEPD meningkat 40,4 persen dari periode sebelÂumnya yang mencapai 64 ribu BOEPD.
Rencananya, Medco juga akan melakukan pengeboran dua sumur baru di Blok South Natuna Sea Blok B. Jika berÂjalan lancar, pengeboran ini akan menghasilkan sekitar 3.000 BOEPD. "Dua well itu sekitar 3.000 barel," katanya.
Gelar Right Issue Medco berencana menerÂbitkan saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih DaÂhulu (HMETD) alias
right issue sebanyaj 4,45 miliar lembar saham baru. Harganya dipatok Rp 450 dan Rp 600 per saham.
Direktur Keuangan Medco Energi Anthony Mathias menÂgatakan, dari hasil right issue tersebut, perseroan diramalkan akan mengantongi dana segar Rp 2,67 triliun. Prosesnya diharapkan rampung pada Desember 2017.
"Dana yang dikumpulkan untuk pelunasan sebagian utang yang jatuh tempo," kata.
Hingga semester I-2017, Medco Energi memiliki total liabilitas (utang) sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara Rp 36,58 triliun. Jumlah itu meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2 juta dolar AS. Sementara total ekuitas perseroan mencapai 963,9 juta dolar AS.
Menurut Anthony, kenaikan liabilitas lantaran perseroan melakukan akuisisi besar di tahun lalu dan awal tahun ini. Seperti mengakuisisi saham Conoco Philips Indonesia Inc Ltd dan Conoco Philips Singapore Operation Pte. Ltd. Perseroan juga telah menyelesaikan akuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara sebanyak 82,2 persen.
"Jadi utang tinggi karena kita melakukan akuisisi," tuturnya. ***