Pembuka November 2017, puluhan petinggi kedinasan lembaga eksekutif bercokol memadati meja oval cokelat di ruang rapat Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan.
Mereka berembuk tentang bagaimana memoles wajah kabupaten yang suram, lalu menyulapnya menjadi daerah metropolitan menyaingi Lampung, Medan dan Padang yang lebih dulu berjaya di pulau Swarnadwipa.
"Kita akan menghiasi ibukota kabupaten dengan alun-alun, merenovasi sektor pariwisata hingga membangun bandara dan pelabuhan," ujar Bupati Dirwan Mahmud, Kamis (2/11).
Puluhan kepala dinas manggut-manggut kepala, seraya mengamini mimpi besar pemerintahan Dirwan Mahmud-Gusnan Mulyadi yang hanya tersisa 3,5 tahun lagi. Daerah kecil, sunyi dan suram itu tengah dipersiapkan bangkit dari tidur panjang selama hampir lima dekade.
"Kita harus menyukseskan program ini, sebab Bengkulu Selatan tidak akan punya nama di Indonesia, apabila kita tidak menyalin dan menerjemahkan berbagai potensi yang dimiliki daerah ini," doktrin Dirwan meyakinkan puluhan kepala dinas OPD di ruang rapat tersebut.
Dirwan Mahmud meyakinkan Bengkulu Selatan harus berubah dari kawasan tertinggal menjadi maju, kemudian menjelma menjadi daerah metropolitan.
Langkah mantan ketua parlemen itu beserta wakilnya Gusnan Mulyadi ditunjukkan dengan rutinitas perjalanan dinas luar kota yang dilakukan hampir setiap pekan menemui para petinggi pemerintah pusat.
Pasangan itu membagi tugas dalam melobi para menteri dan pejabat RI lainnya. Arah politik Dirwan Mahmud berhubungan dengan proyek infrastruktur, seperti pendidikan, pariwisata dan transportasi. Sementara wakilnya Gusnan menjemput bola terkait proyek ekonomi kerakyatan, semisal pertanian, perdagangan dan industri.
"Mustahil membangun Bengkulu Selatan apabila hanya mengandalkan dana APBD senilai Rp 954 miliar, sebab 63 persen habis untuk belanja pegawai. Pemerintah daerah harus terus berupaya menarik dana pusat," pungkas Dirwan.
Kalangan yang berseberangan dengan pemerintah daerah menilai, apa yang sedang dilakukan pasangan Dirwan-Gusnan hanyalah manuver politik guna memuluskan citra mereka pada Pemilukada 2021 mendatang. Pasangan itu dianggap memainkan ritme politik guna menarik simpati masyarakat melalui euphoria pembangunan.
Mindset propaganda itu pun terus dibingkai lawan politik dengan tujuan menurunkan popularitas pasangan itu di mata masyarakat. Upaya itu dilakukan guna mengubah rasa hormat masyarakat terhadap pemimpin, sehingga menimbulkan rasa muak terhadap pemerintahan Dirwan-Gusnan.
Dalam beberapa sesi wawancara, Dirwan mengeluhkan dengan penjegalan beberapa program pemerintah daerah di Parlemen. Menurutnya, pendekatan langsung kepada pemerintah pusat merupakan upaya cerdas agar proyek pembangunan fisik di Bengkulu Selatan terus berjalan.
"Beberapa menteri dan pejabat tinggi sudah kami temui. Tugas kepala OPD adalah menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan mereka," tegas Dirwan saat diwawancari
RMOLBengkulu.Com. Untuk memajukan kabupaten yang dikenal dengan kabupaten "Sekundang setungguan", Dirwan pun bertahap melakukan pembangunan dengan mendirikan perpustakaan yang digadang-gadang termegah se-Sumatera pada tahun 2018 mendatang dengan anggaran mencapai Rp 5,5 miliar.
Selain itu juga, ia beserta instansi terkait dalam tahap mengembangkan potensi pelabuhan yang terdapat di kabupaten ini. Dengan harapan pemerintah pusat akan memberikan dana segar untuk mewujudkannya.
Tidak hanya pembangunan perpustakaan dan pelabuhan, sektor pariwisata juga sudah menjadi target besar kepemimpinan Dirwan-Gusnan. Dengan memajukan pariwisata dirinya berharap peningkatan ekonomi daerah Bengkulu Selatan dapat meningkat serta masyarakat pun dapat sejahtera.
"Kita akan prioritaskan pembangunan ini yang berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Bengkulu Selatan," terangnya.
Di sisi lain, dari segi pertanian yang digerakan oleh Wabup Gusnan melalui jagung juga akan mendorong kualitas dan taraf hidup masyarakat yang lebih baik. Dengan demikian, secara perlahan Kabupaten Bengkulu Selatan akan terlepas dari predikat kabupaten yang masih tergolong miskin.
[wid]