Berita

Sofyan Tsauri/Humas BNPT

Pertahanan

Ketika Mantan Teroris Bicara Pemuda Dan Radikalisme

KAMIS, 02 NOVEMBER 2017 | 07:20 WIB | LAPORAN:

Muhammad Sofyan Tsauri. Nama ini dikenal sebagai mantan polisi yang juga mantan kombatan teroris pengikut jaringan Al Qaeda. Tapi itu dulu. Sekarang Sofyan Tsauri yang pernah berdinas di Polres Depok ini sudah tobat dan kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Ia bahkan kini aktif membantu pemerintah dalam menyuarakan perdamaian dan anti radikalisme terorisme. Lalu apa kata pria yang pernah divonis enam tahun ini tentang pemuda dan radikalisme?

"Pertama generasi muda memegang sebuah peranan yang penting bagi kekuatan suatu bangsa. Banyak orang bijak mengatakan bahwa pemuda ini mempunyai energi yang lebih dan mempunyai idealisme yang kuat. Alangkah baiknya bila energi itu diarahkan pada hal-hal positif yang lebih bermanfaat bagi sesama manusia, membangun bangsa dan negara," kata Sofyan di Jakarta, Rabu (1/11).


Dikatakannya, dalam pepatah Arab ‘sesungguhnya pemuda itu adalah tonggak umat’. "Kalau dia mundur maka mundurlah umat ini, namun apabila ia maju maka maju lah umat ini," lanjut Sofyan.

Selain itu, pemuda memiliki idealisme yang kuat. Mereka bahkan enggan mengekor begitu saja dengan apa yang diwariskan orang tuanya. Generasi muda juga haus ilmu dan informasi dan hal inilah yang kini dimanfaatkan kelompok radikal untuk melakukan propaganda untuk merekrut anggota baru, yaitu generasi muda.

"Karena itu kita harus bekali generasi muda dengan pengetahuan dan ilmu positif, terutama ideologi dan kebangsaan. Ini penting karena masa depan bangsa ini berada di tangan generasi muda," imbuhnya.

Dalam hal ini, Sofyan meminta generasi muda Indonesia untuk bisa mengambil pelajaran dari perjalanan sejarah bangsa. Pasalnya, bangsa Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berawal dari Sumpah Pemuda 1928. Nilai dan semangat Sumpah Pemuda inilah yang harus terus diteladani, agar mereka tidak salah jalan seperti yang pernah dilakukannya saat terjerumus pada kelompok radikal terorisme.

"Generasi muda harus cerdas dalam mengaktualisasi diri terutama dalam menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme," tutur Sofyan.

Banyak teladan yang bisa dijadikan pelajaran generasi muda Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ini. Salah satunya adalah teladan dari Rasulullah Muhammad SAW.

Pertama generasi muda harus mempunyai karakter dan jati diri. Bahwa indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa indonesia adalah bangsa yang menghargai perbedaan dan sebagaianya, maka jangan sampai semangat membangun dan mengaktualisasi diri dengan kemajuan teknologi, dikotori oleh ajaran ujaran kebencian yaitu ajaran yang mengajak pada suatu permusuhan hanya karena perkara sepele Selain itu, ideologi kekerasan ini justru membuat perpecahan antar bangsa dengan motif agama. Ini harus benar-benar diwaspadai generasi muda agar mereka tidak salah jalan.

Belajar dari pelajaran hidupnya, Sofyan mengajak generasi muda untuk menyalurkan energi mereka untuk pembangunan. Selain itu dalam rangka membentuk karakter bangsa, generasi muda jangan muda ternoda oleh paham-paham yang merusak .

"Menurut saya, ancaman radikalisme adalah ancaman besar, ancaman yang sangat serius bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Maksudnya paham-paham yang tidak mengerti tentang toleransi , tidak mengerti tentang kemajemukan yang ada di Indonesia sehingga itu menjadi pemicu perpecahan," terang Sofyan.

Menurut hematnya, generasi muda adalah sasaran utama propaganda radikalisme. Mereka juga harus paham bahwa ajaran radikalisme itu tidak cocok bagi Indonesia.

"Intinya, generasi muda harus terus menerus diberikan edukasi tentang jati diri bangsa," tukasnya.[wid]


 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya