Angela Merkel berdia di gereja/Reuters
Sebuah ibadah keagamaan khusus digelar di kota Wittenberg di Jerman pada Selasa (31/10) untuk memperingati 500 tahun Reformasi Protestan. Di hari yang sama di tahun 1517, teolog Martin Luther dikatakan telah memakukan 95 tesis ke pintu Gereja All Saints di kota tersebut.
Mengutip Wikipedia, Luther merupakan teolog penentang beberapa ajaran dan praktik dalam Gereja Katolik Roma. Ia sangat membantah pandangan Katolik mengenai indulgensi sebagaimana yang ia pahami, bahwa kebebasan dari hukuman Allah atas dosa dapat dibeli dengan uang. Luther mengusulkan suatu diskusi akademis seputar praktik dan keefektifan indulgensi dalam 95 Tesis karyanya tahun 1517.
Penolakannya untuk menarik kembali semua ajaran dalam tulisan-tulisannya atas permintaan Paus Leo X pada 1520 dan Kaisar Romawi Suci Karl V pada 1521 di Sidang Worms mengakibatkan ekskomunikasinya oleh sang paus serta pemakluman dirinya sebagai seorang pelanggar hukum oleh sang kaisar.
Luther mengajarkan bahwa keselamatan dan, konsekuensinya, kehidupan kekal tidak diperoleh dengan perbuatan-perbuatan baik, namun diterima oleh orang percaya semata-mata sebagai anugerah bebas dari rahmat Allah melalui iman dalam Yesus Kristus sebagai penebus dari dosa.
Teologinya menantang otoritas dan jabatan kepausan dengan mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang diwahyukan secara ilahiah dari Allah serta menentang sakerdotalisme dengan memandang semua orang Kristen sebagai imam yang kudus.
Penerjemahan Alkitab yang dilakukannya ke dalam bahasa vernakular Jerman dan bukan bahasa Latin menjadikan Alkitab lebih mudah diakses oleh kaum awam, sehingga menghasilkan dampak yang luar biasa pada gereja maupun budaya Jerman. Hal tersebut membantu perkembangan dari versi baku bahasa Jerman, menambahkan sejumlah prinsip bagi seni penerjemahan, dan memengaruhi penulisan dari suatu terjemahan bahasa Inggris, yaitu Alkitab Tyndale.
Kritiknya tersebut menyebabkan perpecahan dengan Gereja Katolik Roma dan kelahiran Protestantisme. Reformasi tersebut menyebabkan perubahan abadi di Eropa, yang menyebabkan perang dan penganiayaan di satu sisi, dan juga kebebasan beragama dan ekspresi yang lebih besar di sisi yang lain.
Memperingati 500 tahun refromasi tersebut, Kanselir Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier menghadiri beberapa upacara di Wittenberg. Upacara dimulai dengan sebuah layanan di gereja All Saints (Schlosskirche), di mana Luther dikatakan telah menunjukkan daftar kritiknya yang pertama di tahun 1517.
Sebelumnya, Merkel juga mengatakan bahwa upacara tersebut memberikan kesempatan untuk merenungkan perubahan apa yang dihasilkan dari reformasi.
Selain itu, pusat Wittenberg telah diubah untuk menciptakan kembali era abad pertengahan di mana Luther tinggal, dengan pertunjukan berlangsung sepanjang hari. Hal ini menarik ribuan pengunjung termasuk turis asing dalam beberapa bulan terakhir. Jerman pun menandai 31 Oktober sebagai libur nasional. Demikian seperti dimuat
BBC.
[mel]